0.4 Aleo

519 44 0
                                    

Namanya Aleen Alnaira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namanya Aleen Alnaira. Gadis rambut panjang yang berjalan di koridor sayap kiri pagi tadi, gadis yang berani menjambak rambut Aleo di taman belakang sekolah, gadis yang berjinjit di perpustakaan karena kesulitan meraih sebuah buku, juga gadis yang beberapa saat lalu hadir makan malam dengan rambut yang dicepol asal. Fikri telentang di atas kasur sambil memejamkan matanya. Dalam satu hari, dia sudah melihat anaknya Om Wismana sebanyak 4 kali.

Jujur kali pertama melihat gadis itu, Fikri merasa ucapan Razel ada benarnya—anaknya Om Wisma benar-benar kelihatan biasa aja.

Ketika hendak berangkat ke sekolah pagi tadi, sebenarnya Fikri sempat melirik gadis itu saat dia berjalan sendirian di koridor sayap kiri. Seragamnya rapi menggunakan almamater dan atribut lengkap, rambutnya yang panjang terurai tanpa aksesori tambahan, sepatunya putih dengan kaos kaki dua centi di bawah lutut, serta ransel abu-abu yang tersampir di kedua bahunya. Sudah, begitu saja.

Penampilannya benar-benar netral layaknya seorang pelajar pada umumnya. Tidak terlalu stylist seperti cara berpakaian Razel, tidak juga berantakan seperti gayanya Sabrina. Intinya, gadis itu sama sekali tidak memancarkan aura seorang ADHINATHA. Karenanya Fikri merasa tidak memiliki kewajiban untuk menyapa atau memberi salam sambutan pada gadis itu, sehingga opsi terakhir yang Fikri pilih adalah ... pura-pura tidak menyadari kehadiran sepupu barunya.

AAAARGH!

Shit! Lepasin tangan lo.

Nggak!

GUE BILANG LEPASIN!

Namun begitu melihatnya untuk yang ke-2 kalinya, penilaian Fikri terhadap gadis itu berubah. Ternyata dia cukup menarik.

Yang ke-2 ini Fikri lihat saat di sekolah, ketika jam pergantian pembelajaran ia mendapat tugas dari Mr. Lutman untuk mengembalikan bola ke gudang olahraga yang letaknya di sekitar taman belakang, tempat di mana gadis itu menjambak rambut Aleo. Fikri mungkin menyaksikan hampir keseluruhan adegan yang terjadi di sana. Mulai dari si siswa kacamata yang mendapat serangan tiba-tiba dari Aleo, sampai ketika gadis itu dengan tegas mengatakan—siapa pun dia, gue nggak peduli. Kalau dia emang salah, berarti harus dilawan.

Di detik itu juga, Fikri merasa harus menarik kembali ucapannya yang mengatakan bahwa gadis itu tidak memancarkan aura seorang ADHINATHA. Ternyata lebih dari sekadar aura, dia bahkan memiliki jiwa ADHINATHA. Jiwa pemberani. Siapa sangka gadis yang terlihat lugu itu berani menjambak rambut Aleo, padahal selama ini tidak ada orang yang berani menyentuh pemuda berandalan itu, bahkan Avia sekalipun. Membuat Aleo sampai mengeluarkan suara teriakan kesakitan, itu terlalu luar biasa.

Fikri hampir tidak percaya, karena gadis yang awalnya ia anggap biasa saja, ternyata mampu membuat Sang Raja Rimba—ALeo—mengaum dengan suara keras.

Lo anaknya Om Wisma?

Ha? I-iya.

Fikri. Fikri Khaizuran.

RABIDUS FAMILIAWhere stories live. Discover now