19. Pesta

4.9K 444 28
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.



"Good Morning~"

Freen menyapa Becca yang baru saja membuka matanya. Freen melihat Becca tersenyum hingga lesung pipinya terlihat lalu mencium pipi Becca.

"Good Morning, Khun Freen."

"Apa kamu sudah merasa lebih baik?"

"Ya, perut dan kepalaku sudah tidak sesakit kemarin." jawab Becca

"Aku tahu bagaimana caranya supaya kamu sembuh."

"Bagaimana caranya?"

"Begini.." Freen menciumi pipi Becca berkali kali hingga Becca tertawa cekikikan

"Cukup Khun Freen, ini terasa geli." ucap Becca namun Freen terus mencium pipinya

"Aku tidak mau berhenti. Apa kamu tau jika aku ingin memakan pipimu setiap kali lesung pipimu terlihat?" ucap Freen sambil menatap Becca

"Pipiku bukan makanan yang bisa dimakan."

"Tapi pipimu terlihat menarik untuk dimakan." balas Freen yang kembali mencium pipi Becca

"Khun Freen.." Becca menahan tubuh Freen lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Freen

"Kenapa kamu memanggilku Khun Freen"

"Bukankah selama ini itulah panggilan Khun Freen?"

"Aku tidak suka, mulai sekarang aku ingin kamu memanggilku P'Freen atau Teerak..."

"Teerak.." Freen tidak bisa menahan senyumannya lalu mengecup bibir Becca

"Aku mencintaimu.."

Becca mengusap tengkuk Freen dan menatap matanya. "Aku juga mencintaimu.." ucap Becca lalu menarik tengkuk Freen untuk mencium bibirnya.

Becca berpindah menaiki tubuh Freen tanpa melepaskan ciuman mereka, bibir keduanya saling bertautan dan melumat satu sama lain. Becca menggigit pelan bibir Freen sebelum akhirnya melepaskan ciuman mereka.

"Aku harus pergi mandi sekarang.." ucap Becca lalu turun dari ranjang

Freen menahan tangan Becca. "Kenapa harus buru-buru? Kita bisa melakukan satu ronde saja."

"Apa phi lupa kata dokter jika aku sedang hamil? Lagipula ini sudah jam 9 pagi dan kita juga punya janji untuk pergi ke rumah sakit." ucap Becca sambil melepaskan tangan Freen perlahan

"Baiklah, kamu bisa mandi biar aku menunggumu dibawah." ucap Freen dan Becca hanya mengangguk setuju

Freen meninggalkan kamar dan duduk di ruang tengah sambil membaca koran untuk menunggu Becca datang.

"Nam."

"Ya, tuanku?"

"Dimana Khun Jorin?"

"Baru saja Khun Jorin pergi tuan.."

"Pergi jam segini? Apa kamu bertanya dia kemana?" tanya Freen tanpa mengalihkan pandangaannya dari koran yang ia baca

"Saya tidak menanyakannya tuan."

"Ya sudah kalau begitu."

﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Freen menyipitkan matanya ketika melihat layar yang menampilkan hasil USG di perut Becca. Ia nampak mengamati dengan serius melihat kearah layar tersebut.

The Choice [ END ]Where stories live. Discover now