﹌﹌﹌﹌﹌﹌


Suara langkah kaki Freen memasuki istana setelah dirinya habis pulang dari melakukan pekerjaan. Ia berhenti ketika melihat seorang pelayan baru saja keluar dari kamar Becca sambil membawa sebuah nampan.

"Tam."

"Ya, Tuan?" pelayan bernama Tam itu berhenti dihadapan Freen

"Apakah Khun Becca sudah menyelesaikan makan siangnya?"

"Sudah, Tuan." jawab Tam

Freen memperhatikan nampan tersebut dan menyeritkan dahinya. "Khun Becca tidak menghabiskan makanannya?"

"Ya Tuan. Nona Becca bilang dia sudah kenyang jadi tidak menghabiskan makanannya."

"Oh baiklah..."

Freen berlalu menuju taman belakang diikuti Nam pelayan terdekatnya. Nam berdiri di samping tuannya yang sedang membaca buku di taman belakang.

"Khun Freen."

"....."

"Boss.."

"Sarocha Freen!!"

Nam menundukkan kepalanya ketika melihat Bossnya menoleh dan menatap tajam kepadanya.

"Tidak perlu memanggil nama lengkap saya seperti itu karena saya mendengarnya."

"Maaf tuan.."

"Jadi ada apa?" tanya Freen yang masih membaca buku

"Soal Khun Becca... Beberapa hari ini Khun Becca tidak menghabiskan makanannya sejak kemarin dan tadi pagi dia meminta Kaeng Khiao Wan."

"Benarkah? Apa kamu sudah bertanya kenapa dia tidak menghabiskan makanannya?"

"Nona Becca bilang dia tidak ada nafsu untuk makan dan berkata sudah kenyang hanya lima suap." jawab Nam

Freen diam sejenak setelah mendengar penjelasan dari Nam. Ada perasaan menyesal yang dia rasakan setelah melakukan hal kejam kepada Becca dua hari lalu apalagi ketika mendapat laporan jika Becca tidak ada nafsu untuk makan.

"Katakan pada pelayan sore ini jangan berikan makanan kepada Khun Becca."

"Kenapa seperti itu tuan?"

"Lakukan saja yang saya perintahkan selain itu berikan kunci kamar Khun Becca kepada saya."

"Siap, tuan."

﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Sore pun tiba, karena merasa gerah Becca memutuskan untuk pergi mandi. Ketika dirinya keluar, betapa kagetnya Becca ketika melihat Freen sudah berada di kamarnya itu.

"Khun Freen."

"Ada apa Khun Freen datang kesini?" tanya Becca sambil menundukkan kepalanya, ia takut untuk menatap wajah Freen.

"Saya ingin mengajak kamu untuk makan malam diluar.."

"Huh?"

"Ada apa?"

"Tapi bukankah saya sedang menjalani hukuman dan tidak boleh meninggalkan kamar?"

"Ini adalah keinginan saya jadi kamu harus menurutinya.. Saya ingin makan malam bersama kamu."

".....Baiklah kalau begitu."

"Gantilah bajumu, saya akan menunggunya disini."

"Ya, Khun Freen."

Freen duduk disofa sambil memperhatikan Becca yang sedang berganti baju membelakanginya. Becca berdiri cukup lama didepan lemari, bingung untuk memilih baju apa yang akan dia pakai.

The Choice [ END ]Where stories live. Discover now