Dea menyengir menatap keduanya.
"Kapan peresmiannya?"

"Besok pagi" jawab seno.

Dea tersenyum sangat lebar dan duduk di sebelah seno sambil bergelayut manja.
"Gak sabar deh"

"Kamu gak mau peluk abang?" tanya brayen.

"Gak ah, aku kan punya ayank wleee"

Seno tersenyum bangga.

Sedangkan brayen hanya menatap datar ke arah keduanya.

"Oh iya, ada info lain gak?" tanya dea.

Seno dan brayen saling menatap kemudian menatap dea sambil tersenyum.

"Kenapa?" bingung dea.

Belum sempat mereka menjawab, tamu tak di undang lainnya berdatangan.

"Assalamu'alaikum!" sapa alin dan diva.

"Hay guys" sapa hanna.

"Waaahhhh udah lama banget gak kesini" ujar ve dengan antusias.

"Ada yang mau cemilan gak?" tawar diyah.

"Eh mau dong!" sahut dea, lea, alma dan ve.

Seno dan brayen hanya menggeleng menatap kedelapan gadis itu.

Oh iya! Lea dan brayen memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangan mereka. Sejak awal mereka hanya saling menghormati satu sama lain namun tidak ada cinta di antara keduanya.

Brayen bukanlah orang yang mudah untuk jatuh cinta sedangkan lea adalah gadis tidak peka dan tidak pedulian, dia bahkan tidak akan menyadari jika seseorang sedang berusaha ingin mendekati atau menyakiti perasaannya.

"Kapan nih acaranya?" tanya diyah.

"Katanya sih besok" jawab dea.

"Oh iya! Besok juga ada kejutan buat kalian" pekik alma.

"Kejutan? Kejutan apa?" tanya diva.

"Katanya kalian bakal--"

"Ekhem" deheman seseorang mengalihkan atensi mereka.

Zevan berdiri di pintu ruangan menatap mereka dengan datar.

"Halo bang zev!" sapa ve.

Zevan hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam dan duduk di sebelah brayen.

"Gimana perusahaan?" tanya brayen.

"Aman dan membosankan" jawab zevan.

Brayen terkekeh kemudian kembali memasang wajah serius.
"Lo yakin tentang keputusan lo itu?"

Zevan terdiam sejenak.
"Gue gak pernah narik perkataan gue"

Brayen mengangguk paham.

"Heeeee kalian ngomongin apaan?" tanya lea.

"Bukan apa-apa" jawab zevan dan brayen bersamaan.

Dark Princess (End) Where stories live. Discover now