MASKER WAJAH

17 1 0
                                    

Layaknya pasangan baru, Dewa dan Aliyah kerap menghabiskan waktu berdua. Tiap Dewa libur bekerja, Dewa akan mengajak jalan Aliyah. Tetapi, kadang mereka berdua memilih duduk di sofa sambil menonton acara televisi. Seperti saat ini Dewa dan Aliyah sedang berada di ruang tengah. Aliyah membiarkan televisi menyala, meski tidak ditonton. Karena saat ini Aliyah sedang sibuk dengan wajah Dewa.

Aliyah mengoleskan masker pada wajah Dewa. Bahkan Aliyah memaksa Dewa untuk tidak banyak bergerak, agar maskernya tidak terkena mata. Aliyah membuat sendiri maskernya dari bahan-bahan alami, sehingga aman untuk wajah Dewa yang memang lumayan sensitif. Sementara, Aliyah sendiri sudah selesai memakai masker sedari tadi, tinggal menunggu kering saja.

"Al, masa gue maskeran kayak gini? Kalau ada yang lihat, ntar gue keliatan cemen," ujar Dewa yang hanya membuat Aliyah tersenyum senang. 

"Enggak akan ada yang lihat, kita di sini cuma berdua. Tinggal tunggu kering bentar. Maskernya bagus tahu buat kulit kamu."

"Lo udah kayak mbak-mbak penjual masker, promo terus," ledek Dewa.

"Ini kalau beneran dijual, emang bisa laku. Buatan aku pasti bagus," Aliyah membanggakan diri, membuat Dewa tertawa tertahan.

Masker itu bisa retak jika Dewa banyak tertawa. Maka, Aliyah sejak tadi sudah mengingatkan Dewa untuk tidak banyak bergerak ataupun berbicara. Tapi, bukan Dewa namanya jika mudah diberi tahu. Benar-benar apapun yang Aliyah beri tahu, Dewa pasti punya jawaban untuk membalasnya. Aliyah menduga ini memang sudah sifat asli Dewa yang mendarah daging. Sejak lahir sepertinya Dewa memang menyebalkan. Namun, menyebalkan juga tetap Aliyah menyukai suaminya. Aliyah rasa Dewa juga merasakan yang sebaliknya. Apalagi hubungan mereka berdua akhir-akhir ini semakin banyak kemajuan. Masing-masing saling perhatian, saling menunjukkan perasaan satu sama lain, meski tidak diungkapkan dengan kata-kata.

"Gue percaya apa kata lo. Dari pada nanti habis maskeran, lo kasih gue bedak. Bisa-bisa cantikan gue dari pada lo."

"Mau dicoba?" goda Aliyah.

"Enggak, gue bercanda, Al," ucap panik Dewa. "Mau dikasih bedak satu wadah juga enggak akan cantik, gue kan cowo. Cantikan lo kemana-mana pokoknya."

"Enggak mempan pujian kamu," jawab Aliyah yang pipinya memerah. Beruntungnya kali ini tertutup masker, Dewa tidak bisa melihatnya.

"Masa sih?" lanjut Dewa.









_______________________________

Spoiler Bab 10, kelanjutan selengkapnya ada di novel Sujud Cinta Manhattan.

SUJUD CINTA MANHATTAN [SUDAH TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin