MORNING PENGANTIN

2K 21 1
                                    

Dewa mengguncang pelan bahu Aliyah. Rasanya baru beberapa jam yang lalu Dewa tidur, tetapi saat ini sudah pagi saja. Dewa baru selesai melaksanakan salat subuh. Kini Dewa berganti membangunkan istrinya. Pertama-tama, Dewa masih menggunakan cara yang lembut. Namun, Aliyah yang enggan membuka mata, membuat Dewa terpaksa menarik selimut.

"Dewa!" geram Aliyah yang beberapa kali menguap.

"Subuhan dulu, nanti baru lo boleh tidur lagi," ucap Dewa.

"Sekarang udah jam berapa?" tanya Aliyah masih dengan mata yang mengantuk. Memang orang yang hendak menjalankan kebaikan banyak sekali godaannya.

"Enggak usah tanya jam, bentar lagi matahari muncul. Lo niat mau salat, enggak? Katanya lo mau jadi penghuni surga, tapi dibangunin salat aja susahnya setengah mati," omel Dewa.

"Iya, iya, aku salat. Ini juga baru buka mata," kesal Aliyah.

Dewa hanya geleng-geleng kepala saat melihat Aliyah beranjak dari atas kasur. Istrinya memang paling sulit dibangunkan salat subuh. Walaupun, Aliyah menjalankan ibadah lima waktu, tetapi saat subuh lebih sering Dewa yang membangunkan. Dewa lumayan kesal dengan kebiasaan Aliyah yang satu itu. Tapi, lagi-lagi Aliyah sedang belajar.

"Mukena aku dimana? Kamu sembunyiin ya?" Aliyah menunjuk ke arah Dewa.

"Lihat dulu yang benar, sayang," Dewa tersenyum terpaksa sembari mengambil sajadah dan mukena yang tertutup selimut tebal.

Penekanan kata di kalimat terakhir Dewa membuat pipi Aliyah memerah. Gadis bermata coklat itu bukan hanya malu sudah menuduh Dewa. Tetapi ini pertama kalinya Dewa memanggil sayang pada Aliyah. Sampai Aliyah terdiam beberapa saat. Hingga Aliyah tersadar untuk melakukan salat dua rakaat itu.

Tidak sampai sepuluh menit, Aliyah sudah selesai melakukannya. Sajadah dan mukena itu dirapikan kembali. Lalu, Aliyah melihat ke arah Dewa yang sedang sibuk bermain ponsel. Tadinya Aliyah kira Dewa akan tidur kembali.

"Habis salat subuh emang baiknya enggak tidur lagi. Udah ada perintahnya di dalam Al-Qur'an, lebih tepatnya tercantum dalam surah Al-Jumu'ah ayat 9," Aliyah mencoba memberikan nasihat.

Sejujurnya, Dewa tidak pernah peduli dengan omelan atau perkataan aneh Aliyah. Entah itu di pagi hari ataupun malam. Tapi Aliyah kali ini salah menyebutkan ayat Al-Qur'an. Hal itu membuat Dewa mendekat ke arah Aliyah. Dewa membisikkan sesuatu tepat di telinga Aliyah. Perbuatan Dewa itu membuat Aliyah bingung. Sampai telinga Aliyah mulai mendengar merdunya lantunan ayat Al-Qur'an yang Dewa lafalkan. Lengkap dengan lafal taawudz dan basmallah.

"Fasbir 'alaa maa yaquuluuna wa sabbih bihamdi Rabbika qabla tuluu'ish shamsi wa qabla ghuruubihaa wa min aanaaa'il laili fasbbih wa atraafan nahaari la 'allaka tardaa."

"Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam, dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang," ucap Dewa yang juga memberi tahu arti dari ayat Al-Qur'an yang dilafalkannya.

"Lo salah barusan, Al. Surah Al-Jumu'ah ayat 9 berisi tentang perintah menyegerakan panggilan salat Jumat. Yang bener itu Surah Thaha ayat 130. Lo kalau mau nasihatin gue, belajar dulu yang benar," Dewa berjalan meninggalkan Aliyah yang terdiam di tempat.

Dewa membuka pintu kamar. Tetapi sebelum keluar, Dewa kembali mengamati Aliyah yang masih terdiam. Sepertinya, Aliyah masih terkagum-kagum saat Dewa bisa melantunkan ayat Al-Quran semerdu itu. Dewa juga ternyata masih hafal ayat-ayat Al-Qur'an. Meskipun, Dewa sudah lama tidak mengaji lagi.

"Bikinin gue sarapan, Al. Nasi goreng pakai telur setengah matang. Kalau telurnya matang, lo buat ulang," perintah Dewa sesuka hati. Lalu, pintu kamar tertutup begitu saja.

SUJUD CINTA MANHATTAN [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now