selepas usai : 19

9 4 0
                                    

Untuk terakhir kalinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk terakhir kalinya. Biarkan aku mengenang mu.
-As
....

Masih lengkap dengan seragam sekolahnya, Ashila berjalan menyusuri trotoar jalan seorang diri.

Bukan untuk pulang.

Namun gadis itu pergi menuju tempat yang begitu dihindarinya, kedai eskrim Varlet. Bunyi lonceng berbunyi, Ashila masuk kedalam kedai eskrim.

Ashila memesan satu eskrim vanila dengan taburan oreo di atasnya, selepas eskrim didapatnya. Gadis itu duduk di salah satu bangku didekat jendela.

Sejenak dia menatap pada bangku di depannya, bangku yang biasa dia tempati dengan Gio. Disana sepasang kekasih tengah menikmati eskrim sambil mengobrol, sesekali mereka tertawa dan bercanda bersama.

Ashila tersenyum, melihatnya.

Di pandangan matanya, sepasang kekasih itu adalah dirinya dengan Gio. Ashila tersentak menyadari khayalannya, gadis itu pun menyuapi eskrim pada mulutnya.

Sudah lama sekali dia tidak memakan eskrim favoritnya ini, terakhir kali dia memakannya saat bersama Gio. Rasa eskrim nya selalu sama, namun seperti ada yang hilang. Keadaan yang tak lagi sama. Kali ini dia memakannya seorang diri, tanpa ditemani seorang kekasih.

Ashila terdiam, memori nya berputar saat dimana dia dengan Gio ice cream date. Dia merindukan saat-saat itu, tanpa sadar setitik air mata terjatuh dari pelupuk matanya.

"Rasanya gak adil eskrim ini akan selalu terasa manis, namun aku memakannya dengan keadaan yang selalu terasa pahit."

...

Selepas dari kedai eskrim, Ashila lagi lagi mampir pada taman yang tak jauh dari kedai eskrim tersebut. Terduduk sambil termenung, membuka kembali ingatannya bersama Gio.

Biarlah hari ini dia mengenang, saat saat manis bersama Gio. Setelahnya dia akan kembali fokus pada tujuannya, yaitu...

Melupakan seseorang Giovan Alrozi.

Melepas semua perasaannya, menghapus segala kenangan bersamanya. Ini menjadi terakhir kalinya dia mengingat saat itu.

Karena saat mengingatnya dia harus siap menerima resiko, sesak di dadanya.

Ashila menatap lekat sebuah kursi panjang di taman yang terlihat kosong. Namun tidak dengan di pikirannya.

Disana terlihat sepasang kekasih sedang asik bercerita dan bercanda. Ditemani rintik kecil hujan yang turun. Itu menyenangkan.

"Harapan gue udah pupus, but gue cuma mau dia minta ketemu sama gue buat bicara face to face tentang hubungan kita yang udah hancur. Bukan buat memperbaiki kembali tapi cuma menjelaskan alasan kenapa dia memilih pergi." lirih Ashila, gadis itu menundukkan kepalanya.

Setetes air terjatuh dari langit, hujan pun turun. Mendukung suasana hati Ashila saat ini, semakin deras mengguyur taman. Ashila tak beranjak untuk berteduh. Dia membiarkan tiap tetes air hujan membasahi tubuhnya, menutupi air matanya yang ikut terjatuh.

"Gue mau dia minta maaf dengan tulus secara langsung, begitupun gue yang akan lakuin itu ke dia." gumam Ashila.

....

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
For 22  [ the end ]Where stories live. Discover now