Extra Part 2

55.4K 3.8K 54
                                    

Keana menggeleng cepat. "Gue ... gue juga kembali ke masa lalu!" Cicitnya.

"Apa?!"

Keana didesak untuk menelan saliva. Dengan membawa serta keraguan dan rasa sesal dalam dirinya, Keana mulai menjelaskan kehidupan pertamanya yang masih tercetak jelas dalam kepala. Keana juga menjelaskan alasan kenapa dirinya ingin berubah, dan sangkut pautnya dengan Sebastian.

"Gue nggak tau kalo perubahan gue juga nyakitin lo, Bang."

Keana kian terisak. Padahal awalnya Keana hanya ingin melihat Sebastian bahagia dengan kehidupan barunya, dan nantinya Keana akan pergi secara perlahan. Namun kehangatan yang Keana rasakan lagi membuatnya enggan untuk benar-benar menjauh, terlebih saat ia menemukan akar permasalahan yang bisa dicabut, guna memperbaiki kehidupan keluarganya termasuk Sebastian.

"Maaf karena gue udah nyakitin lo."

Sebastian terenyuh. Tanpa mengatakan apapun ia menarik tubuh Keana dalam pelukannya, juga memberikan beberapa tepukan ringan pada punggung Keana. Terakhir Sebastian memberi satu ciuman singkat pada puncak kepala Keana, sebelum menumpukan dagunya pada kepala Keana.

"Tugas lo dari dulu kan cuma ngrepotin gue, jadi nggak usah sedih."

"Bangke!"

Sebastian terkikik geli. Lucu juga bisa membuat Keana marah ditengah-tengah tangisannya, meski begitu Sebastian tetap merengkuh tubuh mungil Keana. Sebenarnya momen kecil seperti ini selalu masuk dalam harapan Sebastian, hanya saja amarah yang ia bawa dari kehidupan pertamanya membuat Sebastian kalap. Karena itu Sebastian kerap mengedepankan gengsinya, ketimbang keinginan yang sudah lama terkubur dalam hatinya.

"Jadi karena lo juga berasal dari masa lalu, lo berinisiatif buat bawa Agnes ke kehidupan kedua kita?"

Keana mengangguk, tanpa melepas pelukan mereka. "Dulu cuma Kak Agnes yang selalu ada buat lo. Karena itu gue bawa dia buat kerja disini, jadi lo bisa deket lagi sama dia."

Sebastian mengangguk paham. "Pantesan aja," gumamnya membuat Keana tersadar.

Dengan cepat ia melepas pelukan mereka. Tanda tanya yang mengisi benak Keana kian bertambah, kala Sebastian terlihat tak senang dengan jawaban Keana. Dan jika diingat-ingat kembali, hingga detik ini hubungan Sebastian dan Agnes tidak mengalami kemajuan. Justru sebaliknya. Keduanya kian menjauh, padahal awalnya Sebastian bisa jatuh cinta lagi dengan Agnes.

"Bang,"

Sebastian mengangkat kedua alisnya. "Hm?"

"Lo kan mengulang waktu kaya gue, tapi kenapa lo bersikap seolah-olah nggak kenal sama Kak Agnes?"

"Kalo gue langsung akrab, bukannya lebih aneh ya?"

"Oh, iya juga sih."

Sebastian tersenyum lucu. Tapi senyum itu terlihat palsu, lantaran netra laki-laki itu memancarkan kekosongan. Bahkan sentuhan Sebastian pada puncak kepala Keana tak kunjung melunturkan kekosongan itu.

"Ada masalah, Bang?"

"Masalah apa?" Sebastian balik bertanya bingung.

"Kalo dipikir-pikir, kenapa lo nggak deket lagi sama Kak Agnes?"

Sebastian sempat diam, tak lama ia mendesah panjang. Tangannya juga ia tarik menjauh dari jangkauan Keana.

"Harusnya lo nggak pernah bawa Agnes ke hidup gue." Gumamnya.

"Kenapa?" Tanya Keana, tanpa bisa mengenyahkan hasrat keingintahuannya.

"Agnes buat cewek baik-baik, dia mata-mata yang dikirim seseorang buat ngawasin gue. Dia deketin gue juga karena ada tujuan lain, meskipun sampe sekarang gue nggak tau siapa orang yang udah mempekerjakan Agnes."

SECOND CHANCE (END)Where stories live. Discover now