9. | Gempa cari masalah|

1.6K 132 13
                                    

SEBELUM BACA BUDIDAYAKAN

FOLLOW AKUN PENULISNYA

[JANGAN LUPA VOTE BUKUNYA]

KOMENTARI APAPUN YANG KALIAN SUKA.

JADILAH PEMBACA YANG CERMAT DAN AKTIF.

NO SILENT READERS...

CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI.

DILARANG KERAS MEN-COPY

SEPERTI : IDE, ALUR, DAN BAHASA PEMAIN.

UNTUK PLAGIAT JAUH-JAUH!

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR KE BUKU INI...



Happy reading🦋


"Ibu, ayah sekali saja tolong perlakukan aku seperti putera kalian."

~Halilintar Argantara


Halilintar Argantara⎯

Pantulan cahaya sinar matahari pagi ini, menembus masuk ke dalam kamar berwarna merah hitam saat gorden disibakkan oleh seorang pemuda. Pemua yang diketahui bernama Halilintar membuka jendela kamar. Membiarkan udara pagi ini masuk. Halilintar memposisikan badannya berjalan kearah kamar mandi.

Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk Halilintar mandi. Dengan rambut yang masih basah dan handuk di bahu, Halilintar melangkah ke sofa kamarnya.

Sebelum duduk, dia meraih ponsel di meja. Satu tangannya digunakan untuk menggosokkan handuk ke kepala, satu yang lain dia gunakan untuk menggulir ponsel. Membuka bar notifikasi. Grup kantor yang sering dia lewatkan. Grup alumni yang ia bisukan satu tahun. Grup friend yang isinya hanya Solar, Taufan, Adeline, Blaze dan dirinya. Lalu chat dari girlfriend yang dikirim tadi sore.

Membaca sekilas isi chat, Halilintar kemudian menekan ikon hijau. Dia menunggu tersambung sambil menyadarkan punggung dengan nyaman dan menumpukkan kedua kaki di atas meja.

"Honey!!!"

Halilintar menjauhkan ponselnya dari telinga sejenak. "Gue sibuk seminggu ini. Tolong jangan ganggu dengan chat lo yang ga berguna."

"Kok kamu jauh sih? Aku kan girlfriend kamu."

"Chat lo tuh ganggu banget."

"Kamu tega sama aku, honey?"

"Gue ga peduli."

"Tapikan honey--"

"Jangan ganggu gue lagi." Halilintar mematikan sambungan. Lalu melempar ponsel ke sudut sofa yang jauh dari jangkauannya.

Sebenarnya Ada tiga sofa yang berada di kamar Halilintar. Dua sofa berukuran size dan satu sofa berukuran king size.

Mengabaikan ponselnya yang menjerit, Halilintar menegakkan tubuh dan membuka macbook begitu teringat sesuatu. Pukul tujuh lewat. Video hari ini mestinya sudah dikirimkan oleh Blaze. Tapi sepertinya pemuda itu lupa mengirimkan file nya.

Halilintar A̶r̶g̶a̶n̶t̶a̶r̶a̶ [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now