34. Amarah Omar

230 9 0
                                    

Najla sudah mengurus semuanya, pekerjaan rumah, dan memasak. Sedangkan Jihan? Perempuan itu bertingkah seperti tuan putri. Dia hanya duduk seharian sambil nonton televisi dan main handphone.

Najla sama sekali gak mempermasalahkan hal ini, karema bagi Najla, melakukan pekerjaan rumah adalah hal yang biasa Najla lakukan setiap hari. Dan Najla juga gak pernah meminta bantuan Jihan, tapi Jihan pun juga gak ingin berbasa-basi untuk sekedar membantu Najla.

Ah, sudahlah. Tidak perlu dipikirkan.

"Mba Jihan nggak apa-apa aku tinggal sendiri?" Najla baru keluar dari kamar setelah selesai beperkaian rapi dan bersiap-siap hendak pergi.

"Aku gak sendirian, kok." Jihan tengah duduk di sofa sambil nonton televisi. "Aku di sini bareng bayi aku." Jihan mengusap perutnya.

Najla tersenyum. "Yaudah, Mba. Aku pergi dulu ya, aku harus ngurus butik aku dulu. Kalau gak aku perhatiin, nanti kerjaan tukang di butik jadi gak beres."

"Iya, Naj. Aku bakalan baik-baik aja kok di sini."

"Ntar pulangnya, Mba Jihan mau titip apa?" Tanya Najla perhatian.

"Gak perlu, Naj. Aku udah titip bakso dengan Omar. Entah kenapa, aku lagi penin makan yang berkuan dan hanget."

"Ha?" Najla mengangkat kedua alis.

*** BERSAMBUNG.....

Cerita ini hanya bisa di baca di aplikasi WACAKU.

1. Ketik >> WWW.WACAKU.COM
2. LOGIN AKUN BY GMAIL
3. KLIK MEMBACA KARYA
4. CARI DI KOLOM PENCARIAN : penulisrahasia / Bukan Imam Impian

Atau, bisa kalian download di PLAYSTORE. Ketik applikasi: WACAKU

FOLLOW IG: @iindahriyana

Bukan Imam ImpianWhere stories live. Discover now