"Semalam juga kalian bilangnya ada setan, tapi mana buktinya? Bahkan bareng ribuan penjaga gak ada tuh kita nemuin si setan setan itu!" kesal rekan zahir.

Zahir mengangguk setuju.
"Sebenarnya kayak apa sih setannya kalian itu? Pocong? Kunti? Atau tuyul?"

Penjaga lain yang menjadi saksi menggeleng keras.
"Setannya itu cewek, serba putih, badannya membiru kayak mayat trus puceeeeett banget, rambutnya panjang bergelombang gitu trus--"

"Tunggu!" tahan zahir. Zahir seakan tau ciri-ciri yang di katakan penjaga di depannya ini.

"Kenapa za?" tanya rekannya.

"Ciri-ciri nya kok kayak gue kenal ya" bingung zahir.

Zahir seakan tau lalu menunjukkan sebuah gambar dari ponselnya.
"Yang ini?"

Penjaga itu melihat di sana ada foto wajah asli dari diyah palsu yang pernah menyusup ke achernar.

Penjaga itu mengangguk cepat.
"Bener bang, ini setannya"

Zahir shock dan langsung menarik kembali ponselnya seraya menatap rekannya. Rekannya yang bingung pun hanya berbicara dengan zahir lewat tatapan mata.

"Mending kita balik sekarang, hawa di sini gak enak cok" bisik zahir.

"Kenap--" belum sempat bertanya, zahir sudah menarik tangan rekannya dan bergegas masuk ke dalam lift.

Saat lift tertutup, zahir tetap masih merasa ketakutan.

"Apaan sih? Emang ada apa, mana setannya?" tanya rekan zahir.

Zahir menatap rekannya dengan sedikit ragu.
"Setan yang mereka maksud itu kaina, mata-mata yang kita kirim ke achernar sebagai diyah palsu itu"

"Halah mana mungkin coba, orang dia jelas-jelas udah mati! Kita semua juga liat kan mayatnya waktu itu"

Zahir mengangguk kecil.
"Tapi gimana kalo itu beneran hantunya kaina?"

"Jangan ngawur gak mungkinlah kalo--" ucapan rekan zahir terpotong saat lift terbuka.

Ting!

"AAAAAaaaaaaa" teriak zahir dan rekannya seraya saling berpelukan.

"Maaf bang, kenapa ya?" tanya bawahan mereka dengan sopan.

Tepat saat lift terbuk tadi, salah seorang bawahan setia mereka berdiri di depan lift dengan pakaian serba putih sehingga mengagetkan zahir dan rekannya.

Zahir dan rekannya yang sadar mereka tengah berpelukan pun langsung melepaskan pelukan mereka dan menjauh.

"Hiiihhh lo ngapain meluk gue?" tanya rekan zahir.

Zahir melotot tak percaya.
"Heh! Lo duluan ya yang meluk gue"

"LO!"

"ELO LAH!"

Keduanya pun saling membuang muka dan keluar dari lift bersamaan meninggalkan bawahan mereka dengan tatapan bingung.

~Di ruangan zahir

"Malu banget gue, depan bawahan masa kayak gitu sih" gumam zahir.

"Penakut!" ejek seseorang di belakangnya.

Brak
"Gue bukannya penakut ya! Gue cuma kaget aja tadi" sentak zahir menggebrak meja di depannya.

Di detik berikutnya zahir merasa ada yang janggal.
"Tadi ada nyaut gak sih di belakang gue? Kyaknya gue halu deh" batin zahir.

Zahir tau bahwa ia tak sebaiknya untuk menoleh ke belakang, tapi jujur saja ia tidak bisa melawan rasa penasarannya.

Perlahan kepala zahir mulai menoleh sedikit demi sedikit berharap yang tadi itu hanya khayalannya saja.

Dark Princess (End) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant