80.WOOZI

690 62 4
                                    

Beginilah risiko punya kekasih yang tak pernah mau diajak keluar, alasannya hanya satu karna dia terlalu malas untuk sekedar keluar rumah. Tentu saja, waktunya luangnya ia habiskan di dalam studio miliknya yang ia buat sendiri dirumahnya.

Aku menatap kekasih ku -woozi- yang tengah sibuk dengan ponselnya, bisa-bisanya dia mendiamkan ku setelah menyuruh ku datang ke apartemennya tadi tau begitu lebih baik aku hangout dengan teman-teman ku.

Aku menatap kekasih ku -woozi- yang tengah sibuk dengan ponselnya, bisa-bisanya dia mendiamkan ku setelah menyuruh ku datang ke apartemennya tadi tau begitu lebih baik aku hangout dengan teman-teman ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berdeham untuk membuatnya menoleh kearah ku tapi nihil, woozi tetap fokus pada ponselnya. Tentu saja, aku kembali berdeham tapi tetap saja sampai akhirnya aku beranjak mendudukkan diri ku di pangkuannya membuat woozi langsung menatap ku.

"Kau ini kenapa?" tanya woozi dengan menatap ku.

"Kau yang kenapa menyuruh ku kemari tapi malah mengabaikan ku, menyebalkan" kesal ku dengan hendak beranjak, namun woozi menahan ku untuk tetap duduk di pangkuannya.

"Mianhae, aku tadi tengah mengecek beberapa email yang masuk" ucapnya dengan memeluk ku.

Aku mengusap lembut kepala woozi yang tengah memeluk ku saat ini, ia menyembunyikan wajah dicengkuk leher ku.

"Jadi, untuk apa kau menyuruh ku kemari?" tanya ku.

"Aku merindukan mu, bodoh apa kau tidak sadar juga" jawab woozi dengan melepaskan pelukannya.

"Kau yang bodoh, sudah tau merindukan ku tapi malah mengabaikan ku sejak tadi" balas ku dengan menatapnya kesal.

Woozi hanya tersenyum sebelum akhirnya ia menarik tengkuk ku untuk mendaratkan ciumannya dibibir ku. Woozi mencium ku bahkan melumat bibir ku dengan lembut, tentu saja aku langsung membalas lumatan yang diberikan woozi pada ku.

Woozi mulai menggendong ku membawa ku menuju kamarnya tanpa melepaskan ciumannya, ia mendudukkan dirinya ditepi tempat tidur dengan masih mencium bibir ku.

Aku mendorong pelan tubuh woozi untuk berbaring dengan aku yang ada diatasnya, hingga tak lama aku melepaskan ciuman kami.

"Wae?" tanya woozi.

"Tidak sebelum kau mendapatkan yang kau mau akan lebih baik jika aku mendapatkan keinginan ku lebih dulu"  kata ku dengan menatapnya.

"(Y/n)-ah, ayolah aku tau kau ingin mengajak ku berjalan-jalan keluar bukan? Kau itu, kenapa tidak mengajak ku berkencan dirumah saja daripada harus keluar" ucapnya dengan merengek.

Aku mengecup bibir woozi saat setelah ia mengatakan hal seperti tadi pada ku.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan bersama kekasih ku seperti pasangan lain, ayolah woozi kali ini saja" sahut ku dengan beranjak.

Woozi menghela napas, ia ikut beranjak mendudukkan dirinya disamping ku.

"Arraseo, tunggu aku ganti baju dulu" seru woozi.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang