58.WOOZI

790 59 5
                                    

Dentuman musik menggema di seluruh ruangan ini, kami tengah menikmati malam ini dengan mengadakan sebuah acara di salah satu club malam yang biasa kami kunjungi.

Sungguh, aku benar-benar ingin meluapkan kekesalan ku malam ini dengan terus meneguk bir yang dipesan oleh teman-teman ku tadi.

"Aigoo.. Lihatlah siapa yang sedang meluapkan kekesalannya sekarang ini" ujar Eunji teman ku.

"Diamlah, jangan perdulikan aku" tegas ku dengan beranjak.

Namun, saat aku beranjak langkah ku terhenti ketika aku melihat seorang pemuda yang tengah berdiri tak jauh dari meja yang saat ini aku tempati dan yang lain juga.

Di menatap ku dengan begitu tajam seolah tak suka melihat ku berada di club malam seperti ini.

Aku berdeham mencoba mengusir rasa canggung yang melanda kami, hingga akhirnya dia menarik tangan ku sebelum itu dia melepaskan jas krem miliknya dan menyampirkan pada bahu ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berdeham mencoba mengusir rasa canggung yang melanda kami, hingga akhirnya dia menarik tangan ku sebelum itu dia melepaskan jas krem miliknya dan menyampirkan pada bahu ku.

"Woozi-ah!" seru ku tak terima saat ia menarik tangan ku begitu saja.

"Mwo?"  ia menoleh kearah ku begitu aku memanggilnya tadi, nada bicaranya sungguh membuat ku tak berkata-kata lagi saat ia menatap ku begitu tajam yang membuatnya kembali menarik ku pergi dari sana.

Kami berjalan menuju mobil woozi yang terparkir tak jauh dari club malam tadi, woozi membukakan pintu mobilnya dan menyuruh ku masuk namun aku tak lantas masuk aku malah membalikkan tubuh ku untuk berhadapan dengan woozi dan menatapnya yang tengah menatap ku juga.

"Biarkan aku berpesta dengan teman-teman ku, woozi-ah. Kali ini saja, kumohon aku hanya ingin mengalihkan pikiran ku dari pemuda berengsek itu" rengek ku pada woozi.

Woozi ini adalah seseorang yang bisa dikatakan ia hanya orang asing yang sangat mengenal diri ku maupun keluarga ku bahkan kedua orang tua ku mempercayai woozi untuk menjaga ku selama mereka melakukan perjalanan bisnis mereka karna mereka sudah mengenal keluarga woozi sejak dulu jadi tak ayal jika keluarga ku dengan keluarga woozi begitu dekat.

"Masuk!" tegasnya.

"Woozi oppa" rengek ku lagi.

Yah, woozi memang lebih tua 3tahun dari ku tapi aku tak pernah memanggilnya dengan sebutan oppa aku malah memanggil dengan hanya namanya tanpa embel-embel yang lain.

"(Y/n)-ah, jangan menyusahkan orang lain cepat masuk aku masih banyak pekerjaan yang harus ku selesai" ucapnya dengan menatap ku.

Mau tak mau aku masuk kedalam mobil woozi. "Menyebalkan!" Gumam ku.

Begitu woozi masuk, ia dengan segera menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari sana.

"Kau tau dari mana aku ada di club malam ini?" tanya ku pada woozi yang tengah fokus menyetir.

"Kau pasti akan kesana jika kau bertengkar dengan Subin, bukan" ujarnya dengan melirik ku sekilas.

Aku memejamkan mata ku tanpa menjawab perkataan woozi tadi karna benar aku tengah bertengkar dengan Subin kekasih ku, ia ketahuan jalan bersama seorang gadis.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang