66.WOOZI

652 59 3
                                    

Menjalin sebuah hubungan yang begitu lama itu sangat sulit, jika kita tak memiliki percaya pada pasang kita seperti aku dan kekasih ku kami sudah menjalin hubungan selama 5tahun.

Hubungan ku dengan kekasih ku berjalan baik-baik saja, hanya akan ada sedikit perdebatan jika sudah mengangkut sahabat kecil kekasih ku yang selalu saja ada antara kami. Awalnya, aku biasa saja tapi semakin lama aku semakin muak melihat tingkah lakunya pada kekasih ku.

Seperti sekarang, aku hanya berharap gadis itu tak akan menganggu ku dengan woozi karna aku sedang berusaha untuk membuat woozi memaafkan ku. Yah, woozi tengah mendiamkan ku sejak tadi karna aku ketauan pergi party bersama teman-teman ku tanpa memberitahunya.

Saat ini aku sedang bersama woozi di apartemen woozi, ia tengah sibuk dengan layar laptopnya sedangkan aku masih memperhatikannya.

Saat ini aku sedang bersama woozi di apartemen woozi, ia tengah sibuk dengan layar laptopnya sedangkan aku masih memperhatikannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai kapan kau akan mendiamkan ku seperti ini?" ujar ku dengan menatap woozi yang begitu sibuk dengan layar laptopnya.

Woozi tak menggubris ku, ia terus saja menatap layar laptopnya. Aku menghela napas ku, aku merebut laptopnya sambil mendudukkan diri ku di pangkuannya yang tadinya aku hanya duduk disampingnya kini aku duduk di pangkuan woozi.

"Lee woozi, aku kan sudah meminta maaf pada mu kenapa kau terus mendiamkan ku seperti ini" rengek ku dengan menangkup kedua pipinya.

Woozi menghela napasnya, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki sekarang.

"(Y/n)-ah, bagaimana jika keadaannya dibalik apa yang akan kau lakukan?" tanya woozi dengan menatap ku.

"Aku pasti marah juga, mian aku tidak bermaksud seperti itu aku hanya lupa tidak memberitahu mu" kata ku dengan menundukkan kepala ku.

"Sudahlah, aku sedang tak ingin berdebat dengan mu sekarang lebih baik kau pergi tidur sana pekerjaan ku masih banyak" tukasnya.

Aku kembali menangkup kedua pipi woozi yang membuat woozi menatap ku.

"Mianhae, jangan mendiamkan ku seperti ini terus" rengek ku dengan memeluknya.

"Arraseo.. sudah sana tidur" jawab woozi dengan mengusap lembut punggung ku.

Aku melonggarkan pelukan ku dengan tersenyum kearah woozi, aku langsung mengecup bibir woozi sebelum akhirnya aku menggerakkan bibir ku untuk melumat bibirnya. Aku pikir woozi akan tak membalasnya tapi dia membalas setiap lumatan yang kuberikan, hingga ciuman kami semakin lama semakin bergairah.

Woozi semakin gencar melumat bibir ku, ia menarik ku semakin dekat kearahnya hingga akhirnya ciuman kami terhenti begitu mendengar suara bel apartemen woozi berbunyi.

Baik aku dan woozi kami saling menatap satu sama lain setelah melepaskan tautan bibir kami tadi.

"Orang itu gila atau bagaimana bertamu dijam segini" gerutu ku dengan beranjak.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang