30. WOOZI

1.3K 81 15
                                    

Cerita terakhir aku sebelum aku hiatus, wah sebenarnya ngga tega tapi apa daya ku nih.

Kalian sehat-sehatnya, tungguin aku sampe kembali lagi. Byee semua.



















Aku tersenyum saat melihat bayi laki-laki yang sudah menginjak usia sepuluh bulan ini sedang berjalan perlahan menuju seorang namja yang sedang terduduk dilantai sambil merentangkan tangannya untuk menangkapnya.

"Aniya, woojin-ah kau tidak boleh merangkak lagi kau harus berjalan sayang untuk mendapatkan cemilan mu" ucapnya.

"Ana (ani)?? Emma??" ucap woojin sambil menoleh kearah ku.

Aku tersenyum saat melihat wajah polos woojin yang meminta pertolongan ku.

"Appa benar sayang, kemari biar eomma membantu mu berdiri" ucap ku sambil berjalan menghampirinya.

"Cah, kemari sayang kau bisa lakukannya, lakukan dengan perlahan seperti biasanya" ucapnya lagi.

"Apppaaa.. Ahaa" ucap woojin sambil berteriak dan membuat langkah besar.

Aku yang melihatnya langsung memegangi ujung bajunya, yah meski lantainya sudah dilapisi oleh alas dan jaraknya juga tak terlalu jauh tetap saja aku takut ia terjatuh.

"Aigoo, appa bilang lakukan dengan perlahan sayang kenapa ku malah tergesa-gesa" ucapnya sambil menepuk-nepuk bokong woojin.

Aku menghela napas ku sambil mengusap kepalanya, hingga woojin merangkak mendekat kearah ku dan menepuk-nepuk dada ku.

"Kau haus?? Tungga sebentar, iya eomma sebentar lagi selesai memasaknya. Baru setelah itu kau menyusu" ucap ku.

"Biar aku yang menyelesaikan masakan mu kau berikan saja asi mu pada woojin" ucapnya sambil beranjak.

"Kau yakin woozi?? Aku tidak yakin dengan yang satu ini sekarang meski kau selalu membantu ku" ucap ku sambil menatapnya.

Yah namja yang kumaksud tadi adalah woozi atau Lee woozi, suami ku. Kami sudah menikah sejak dua tahun lalu, dan woojin dia adalah putra kami.

Aku melihat woozi hanya tersenyum sambil berjalan kearah dapur.

"Aku yakin, aku sudah belajar banyak dari mingyu. Kau tinggal beritahu apa saja yang harus ku masak" jawabnya.

"Baiklah, woojin!! Kaja, kita lihat appa mu memasak" ucap ku sambil mengendong woojin.


























Aku berjalan mendekati woojin saat melihat ia menggeliat sedikit, aku langsung mengusap punggungnya untuk membuatnya tidur kembali. Yah setelah cara makan malam selesai tadi ia memang sudah tidur dari tengah jam lalu aku dan woozi sedang merapihkan meja makan dan mencuci piring karna takut ia terbangun jadi aku menidurkannya disofa dulu sambil merapihkan meja makan.

"(Y/n)-ah!! Sudah biarkan saja, biar aku yang menyelesaiknya kau sebaiknya masuk kekamar sekarang dan tidurkan woojin" ucapnya.

"Ne, baiklah aku masuk duluannya woozi" jawab ku sambil beranjak masuk kamar kami.

Aku membaringkan woojin dengan perlahan di ranjangnya yang memang menyatu dengan ranjang tidur ku dengan woozi. Aku menepuk-nepuk bokongnya agar woojin semakin pulas, setelah ku rasa ia sudah pulas aku beranjak menuju kamar mandi untuk menganti baju ku.

Dan setelah selesai aku pun keluar, aku membuka perlahan pintu kamar mandi dan saat aku keluar aku melihat woozi yang sedang duduk ditepi ranjang sambil mengusap punggung woojin.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang