37

47.8K 4.9K 89
                                    

Bugghh.

X tersungkur karena seseorang menendang kuat punggung nya, beruntung ia tak menjatuhkan bayi yang ada di gendongan nya.

"Bajingan brengsek ini, kembalikan adikku" geram nya membuat X menoleh, ia menatap Ryder dengan tatapan datar.

"Aku menyelesaikan tugas yang di berikan, membunuh anak ini dan aku mendapatkan uang"

"BRENGSEK !!! Aku bisa memberikan semuanya jika kau mau !! tapi kembalikan adikku !" Teriak Ryder marah.

X menatap Ryder lekat, ia melepaskan tudung jaket dan topi nya, tak lupa masker juga.

Ryder menatap wajah X dengan tatapan bingung.

Dor !

"Sshh.."

X terjatuh kala merasakan perih di bahu nya, menoleh melihat Archer yang berlumuran darah tengah menatap nya dengan pandangan dingin, tak lupa tangan yang memegang pistol yang ujung nya mengeluarkan asap.

"Urusan mu dengan ku, serahkan bayi itu atau mereka mati di tangan ku" ucap Archer dengan nada rendah nya.

Ben dan beberapa anak buah nya datang membawa 3 orang bocah berusia 5 tahun, 8 dan 10 tahun, memberontak di genggaman anak buah Ben.

X menatap bocah-bocah itu dengan tatapan panik, lalu menatap bayi di gendongan nya yang masih tertidur pulas.

"Ku tegaskan sekali lagi, serahkan bayi itu atau kau akan melihat kematian mereka" X bimbang, ia harus mendapatkan uang untuk menghidupi adik-adik nya, pekerjaan ini ia ambil demi adik-adik nya.

"Satu..." Archer mulai menghitung.

"Dua...."

"Ti-"

"Tunggu !" X memekik panik kala Archer siap menembak salah satu bocah yang sudah bergetar karena panik.

"Berikan dua kali lipat dari bayaran ku, bayi ini akan kembali pada mu" ucap X serius.

Archer mendekati, X jelas waspada tapi melihat Archer yang sepertinya hanya ingin mengambil bayi nya, ia pun menyerahkan Ash yang masih tertidur pulas.

"Pilihan yang bagus" ucap Archer pelan.

"Bawa mereka" ucap Archer pada Ben dan anak buah nya.

X panik, Archer membohongi nya !

"Sialan !! Kau berbohong !!" Teriak X, ia mengabaikan rasa sakit di bahu nya, tatapan panik nya kelas tertuju pada adik-adik nya yang sudah berteriak panik dan ketakutan.

"Tunggu ! Tunggu !! Aku akan ikut dengan mu tapi ku mohon lepaskan adik-adik ku" ucap X memohon.

Archer hanya menatap nya datar.

"Bawa mereka" perintah Archer mutlak.

X ingin berteriak, namun sesuatu terasa menyakitkan di leher nya, dan tak lama ia jatuh pingsan.

"Dad, bagaimana yang lainnya ? River ?" Tanya Ryder panik.

"Ya, sedikit jahitan tak membunuh kembaran mu itu Ryder, dia baik-baik saja" balas Archer.

Sebenarnya, Archer menahan sakit, jika di perhatikan bagian perut bawah nya basah karena darah, tak begitu terlihat lagipula Archer tak memperlihatkan tanda-tanda kesakitan atau semacam nya.

Sekujur tubuhnya luka, Archer melawan banyak nya orang dengan tangan kosong, beruntung ia bisa menyelesaikan nya.

"Lalu, yang lain ?"

"Hanya luka-luka" Ryder mengangguk mengerti, ia pun mengikuti Daddy nya ke mobil, meninggalkan motor nya begitu saja.

Jelas Archer tak membawa Ash kembali ke rumah sakit, ia membawa nya pulang.

Semua anak-anaknya mendapatkan luka akibat penyerangan dadakan ini, mereka butuh pengobatan intensif, jadi Archer menyuruh Ben untuk mendatangkan dokter terbaik yang ibu kota mereka punya untuk merawat anak-anak nya, tak perduli dengan keropatan para dokter yang harus membawa hampir setengah peralatan rumah sakit nya.

Yang paling parah adalah River, Kaiden dan Rama. Mereka terkena imbasnya ledakan bom dari dalam ruang operasi, beruntung dokter mengatakan jika tidak ada luka serius, walaupun begitu River terkena luka tusukan yang cukup dalam, hampir mengenai usus nya yang akan mengakibatkan kefatalan.

Archer menidurkan Ash dengan hati-hati di sebelah Rama yang juga belum sadar.

"Maafkan Daddy" ucap Archer pelan, mengelus pipi besar Ash yang kotor karena debu.

Perut Ash mengeluarkan banyak darah, karena jahitan basah nya yang terbuka, Ash tetap tertidur dengan damai seolah tak terjadi apa-apa. Itu membuat Archer cukup khawatir.

Ia terduduk di sisi ranjang sambil meremas perut nya yang kian merasa sakit.

Kesadaran nya mulai berkurang, darahnya terkuras banyak, di saat-saat seperti ini bukanlah para musuh dengan mudah menyerang Archer dan keluarganya ?

Tidak, di bagian depan pintu utama, Arun, Ryu, dan Jasper berjaga, menggantikan para bodyguard inti, mereka bisa di percaya jadi Archer cukup tenang.

"Daddy !" Itu adalah hal terakhir yang Archer dengar sebelum kegelapan menyapanya lebih dulu.

Ryder mendesah khawatir, ia mengangkat Archer di bantu oleh Ben, membawanya ke kamar lain agar dokter bisa mengobati Archer. Archer sudah berusaha semaksimal mungkin, menahan sakit nya demi yang lainnya.

"Ben, temukan pria tua itu hidup atau mati dan bawa ke hadapan ku" ucap Ryder dengan nada rendah nya.

"Di mengerti tuan muda" Ben segera berlalu dari sana.

Ryder menghela nafasnya pelan, ia memilih meninggalkan sang Daddy dan menunggu Ash, semua anggota keluarga masih pingsan dan hanya ia yang tak terluka karena dirinya juga berada jauh dari anggota keluarga.

"Ini pasti sakit... Maaf membuatmu seperti ini bayi" gumam Ryder mengelus perut Ash yang terkespos, itu karena Ash baru saja selesai di tangani.

"Tidak apa.... Tidurlah dengan nyaman, sekarang tidak akan ada lagi yang membuatmu merasakan sakit"

"Abang janji ini yang terakhir kalinya, setelah semua ini semuanya akan baik-baik saja, Abang janji"

Rey salah satu dokter yang tentu ada di kediaman Archer hanya bisa menghela nafasnya, melihat semua anggota keluarga yang tertidur lemah tak berdaya di kamar nya masing-masing membuat nya khawatir.

"Oh kau sudah bangun" Rama melirik Rey yang berjalan mendekat, ia mengangguk lemah. Kembali melirik ke sisi lain dimana Ash tertidur pulas di samping nya lalu ada Ryder yang sepertinya juga tertidur di bangku yang ada di sisi ranjang.

"Bagaimana.... Yang lainnya" ucap Rama dengan nada serak nya. Saat akan bangun ia meringis pelan, tangan nya ngilu.

"Tulang tangan mu retak, namun itu tak akan berlangsung lama jadi jangan khawatir" Rama mengangguk mengerti.

"Yah seperti yang kau lihat, semuanya sekarat" ucap Rey santai, Rama menghela nafasnya pelan.

Rey ini tak ada takut-takut nya dengan keluarga Kendrix, terlalu berani.

Rama menoleh pada Ash, menggenggam tangan kecil Ash yang terkepal lucu, ia mengelus nya pelan, samar Ash tersenyum dalam tidur nya membuat Rama tersentuh.

"Ash adalah anak yang kuat karena dia anak mu, ia pasti akan segera sadar dalam beberapa jam lagi" Rama tak menjawab nya, tapi ia mendengarkan penuturan Rey.

"Dia pasti sangat kesakitan" ucap Rama pelan, Rey hanya mengangguk saja mengiyakan.

"Maaf... Maaf untuk semua rasa sakit ini tuan kecil... Ini akan menjadi yang terakhir kalinya, saya janji" ucap Rama pelan, air mata nya jatuh karena tak bisa melihat bayi kecil itu mengalami semua ini.

"Kenapa masih memanggil nya tuan kecil, dia anak kandung mu" celetuk Rey.

"Aku merasata tak pantas memanggil nya anak ku, aku tak ada di saat dia membutuhkan ku, tuan Archer lebih pantas" jelas Rama, Rey memutar matanya malas.

"Keluarga gila"

Asher ( COMPLETED ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang