16

6.5K 560 31
                                    


Masih dengan flashback kemarin. Haechan yang mendengar kata hamil dari perempuan asing yang berada di apart Mark itu langsung berdiri dan tanpa sengaja lututnya bersenggolan dengan meja yang membuat gelas teh nya jatuh, tapi haechan tak perduli dengan cepat dia mengambil Hana yang sedang bermain untuk dia bawa pergi bersama nya.

"selesaikan" ucapnya tanpa menoleh pada Mark, tapi Mark tau nada ini, dia pernah dengar nada ini sebelumnya.

Haechan langsung keluar dari sana dan pergi entah kemana, unit nya kosong tak berpenghuni karena memang mereka berdua sepakat untuk tinggal bersama, dan sudah seminggu itu Haechan tinggal bersama Mark.

.
.
.

"coba kalo lu ngomong tuh yang jelas gitu loh!! jangan sepotong sepotong! jadi gini kan!" seru Mark dengan kesal menyugar rambut hitamnya yang dipotong rapi. ini atas perintah nyonya Lee, alias yang mulia Haechan mama nya Hana yang paling cantik dan lucu.

"ya gue kaget soalnya dia tiba tiba bangun trus jatuhin gelas kaca!" sahut perempuan tadi dengan tak kalah kesalnya.

"lu kenapa bisa ada disini sih! belom ada setengah bulan gue baikan sama Haechan!" seru Mark dengan kesal, tetap tangannya beberapa kali memainkan handphone untuk menanyakan keberadaan Haechan dan sang anak.

"jangan lama lama Mark, ntar usaha lu malah berakhir sama aja kayak alur yang lama, jalan cepat aja, jangan tarik ulur gini, bisa bisa dia juga cape." Jelas perempuan yang berada disamping Mark ini sambil mengeratkan jaket kulit nya.

Mark menghela nafas, "yer, jujur aja gue bingung harus gimana sama dia yang sekarang, gue udah ngeliat lampu hijau, tapi kadang pas gue mau jalan, dia seolah nutup akses gue buat ngelewatin jalan yang udah dia buka lebar lebar, paham ga sih lu?" jelas Mark dengan nada frustasinya, bahkan perempuan yang berada disamping Mark ini tidak tau sudah berapa kali Mark menyugar rambutnya kebelakang.

"alah sok Sokan pake lampu merah lampu ijo, pakpol lu?! bilang aja dia trust issue susah banget." sahut perempuan disamping Mark ini dengan tamparan pas di bahu kiri Mark.

"yer, gausah menyebar fakta gitu bisa ga?"

"lu aja yang cupu."

.
.
.

sementara disisi haechan.

keduanya berdiam diri di taman bermain milik salah satu sekolah yang berada jauh dari gedung apartemen keduanya.

Hana duduk di ayunan, sementara haechan mengayun pelan ayunan tersebut membuat gerakan maju mundur perlahan yang membuat Hana senang bukan main, tapi berbeda dengan sang mama yang malah murung saat ini.

"Hana nanti kalo disuruh pilih mama atau papa, Hana pilih siapa?" tanya Haechan tiba tiba.

"hmm paa!!" jawab gadis kecil itu dengan senyum manisnya, Haechan juga ikut tersenyum mendengar nya.

"kalo milih papa atau mama?" tanya Haechan lagi.

"ma!" seru Hana dengan cengiran manis nya, membuat Haechan tak bisa menahan tawa gemasnya pada si kecil ini yang mulai menjadi kesayangan nya.

"nanti kalau Hana disuruh pilih, pilih papa saja ya sayang." ucap Haechan, ayunan Hana mulai berhenti seiring Haechan yang tak lagi mengayunkan ayunan Hana.

gadis kecil itu menatap heran pada sang mama, seolah bertanya kenapa harus pilih sang papa dari pada mamanya sendiri.

"Kalo sama papa, Hana bakalan dibelikan banyak mainan, Hana bakalan senang, Hana juga nanti akan banyak teman." ucap Haechan, membuat mata Hana berbinar senang.

"eum!" serunya, tanpa tau apa maksud yang dikatakan oleh sang Mama.

.
.
.

"terus itu si haechan gimana dong?"

"gausah nanya kalo lu yang buat dia jadi kabur!" sembur Mark sambil tetap menjalankan mobilnya dengan hati hati, kepalanya menoleh kanan kiri mencoba memerhatikan satu persatu orang yang lewat sambil membawa anak, siapa tau diantara mereka ada Haechan bersama Hana.

"ya orang ga tauuuu" wanita dengan gaya nyetrik itu memanyunkan bibir sambil bersidekap dada dikursi penumpang.

"ck! makanya gausah ngide segala nyusul kesini, hidup udah bener bener disana malah ikutan lagi lu!" seru Mark dengan kesal memukul stir mobil.

"buset Mark, serem amat." wanita itu akhirnya menutup mulu setelah dilirik sedemikian rupa oleh mark, serem hehe :)

"astaga haechan Hana, kalian dimana sih" Mark berujar lemah sambil tetap memerhatikan jalanan.

"Mark.." wanita itu tak tahan terus diam akhirnya membuka suara.

"kalo yang kali ini gagal juga, lu mau gimana?" tanya wanita itu, tanpa menoleh pada Mark, dia ikut memerhatikan jalanan membantu Mark mencari Haechan.

"emang udah takdirnya kita berdua gabisa artinya yer." balas Mark dengan pandangan sayu menatap jalanan didepannya.

Wanita yang dipanggi Yer oleh Mark itu menoleh pada Mark sebentar lalu kembali pada jendela mobil disampingnya, menghela nafas pelan.

"tapi gue yakin kali ini bisa kok Mark." ucap wanita itu dengan senyum tipis.

"gue gatau juga yer, lu yang paling tau dia pas disana, lu sahabat dia saat itu, kalau emang berhasil disaat ini, ada kemungkinan dia ga bakalan ketemu lu kan?" ucap Mark membuat wanita di sampingnya terkekeh pelan.

"gimana pun kalau takdir, kita tetep bakalan ketemu Mark, cuma dengan cara yang beda pastinya." jawab wanita dengan gaya nyetrik itu dengan senyum tipis.

"gue juga berharapnya ini berhasil, supaya ga ada yang tersakiti setelah ini."

"alurnya mulai berubah kok Mark, santai aja." ucap wanita itu dengan pelan, entah terdengar oleh Mark atau tidak, tapi semoga tidak.

saat keduanya kembali terdiam akhirnya mata Mark yang berpendar kemana mana itu menemukan wujud tak asing dimata nya dengan duduk di ayunan taman.

"Itu Haechan!!" serunya dengan sumringah, menancapkan gas sedikit lebih cepat, berusaha mencapai keberadaan Haechan.

wanita disamping Mark itu menatap Mark dengan penuh arti, lalu wajahnya berpaling melihat kearah dimana Haechan berada. Dia duduk diatas ayunan yang digerakan pelan oleh kaki jenjangnya, dengan Hana yang berada di atas pangkuannya.

"yok yer, kita ke Haechan." seru Mark dengan terburu buru melepaskan sabuk pengaman.

"gausah Mark, lu aja gue tunggu disini." jawab nya dengan senyum tipis.

Mark tak memikirkan apapun lagi, dia langsung berlari menuju Haechan dan Hana.

"lu bakalan berhasil kok Mark, perjuangan lu ga akan sia sia disini, gue izin balik duluan ya, gabisa lama lama." ucap Wanita saat Mark sudah berada jauh kearah Haechan.

wanita itupun keluar dari mobil dan berjalan entah kemana hingga tak terlihat lagi.

"makasi Yeri." batin Mark sambil melirik kemana arah pergi wanita itu pergi berjalan menjauh.















lama amatttt, lu pada pasti ngomong nya begitu tuh eheheheheh maap yaaakkk sibuk soalnya


sibuk baca au maksudnya wekekeke
janlup pencet vote tuhhh, ramein juga komen nyaaa cepetttt

baby apart [Markhyuck] • END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang