22. (bonchap) bayi?

6.3K 428 20
                                    

Enih adalah bonus nyaaaaa, ayo siapa yang senang absen duluuuu😏












sudah bertahun tahun sejak mimpi— entahlah dapat disebut Mimpi atau tidak, tapi Haechan selama ini terus menanamkan dalam otaknya kalau semua yang dia alami selama ini dengan Hana adalah mimpi, sebagai penunjuk dimasa depannya.

5 tahun berlalu, Haechan dan Mark benar benar menikah, hubungan keduanya harmonis tidak seperti hubungan Mark dan Haechan yang saat itu, keduanya berubah drastis.

Mark yang menjadi lebih lembut juga peduli pada haechan walau masih ada kesan jahil, dan Haechan yang sekarang jauh lebih hangat dan manis pada siapapun, tentunya pada Mark.

Tapi, penantian Haechan tidak pernah datang sampai saat ini, 5 tahun usia pernikahan nya, Hana belum juga datang diantara keluarga kecilnya.

Bukan dia tidak mencintai anaknya yang saat ini, hanya saja dia masih rindu dengan Hana. Tapi dia tetap bahagia karena Dikeluarga kecilnya saat ini ada Hana versi laki laki, anggap saja begitu.

Namanya Lee Haru, balita berusia 3 tahun setengah, sebentar lagi akan berusia 4 tahun, balita aktif yang benar benar aktif seperti mama dan papa nya, Balita penuh dengan rasa peduli dan kasih sayang pada siapapun.

"sayang"

"hm?"

"sedang melihat apa?"

"hanya foto haru saat masih bayi dulu."

Mark hanya mampu diam saat Haechan tersenyum tipis menatap kumpulan foto haru mulai dari USG pertama, foto pertama kali haru tiba didunia, hingga foto terakhir kali yang diambil, saat berlibur keluarga.

Mark tahu, Haechan saat ini pasti sedang rindu dengan bayi perempuan yang selalu ia ceritakan padanya setiap malam. tidak, Mark tidak marah saat pasangan hidupnya ini mulai menceritakan kisah Hana yang bahkan sudah berulang ulang kali ia dengar ceritanya, malah Mark senang, dia senang karena Haechan mau menceritakan bagian hidupnya yang paling menyenangkan.

"rindu Hana?" ucap Mark lalu ikut mendudukan diri disamping haechan menarik lembut kepala haechan lalu menyandarkannya di bahu Mark.

"apa aku terlalu egois? padahal saat ini sudah ada haru diantara kita, tapi aku masih saja memikirkan anak lain yang bahkan kehadiran nya pun entah benar atau tidak." ucap Haechan dengan nada lirih.

"tidak, tentu tidak sayang, wajar kau merindukan nya, dia benar benar berarti bagimu, tapi aku memohon kau bersabar ya?" Haechan hanya mampu mengangguk lemas.

memang akhir akhir ini kepalanya sering pusing, perutnya pun sering kali mual, tapi Haechan tak menghiraukan nya dan menganggap kalau semua yang dia alami saat itu karena asam lambungnya naik.

"Mark, pusing." setelah mengatakan 2 patah kata itu Haechan pingsan didalam pelukan Mark.

.
.
.

eungg...

Mata haechan mengerjap pelan, sedikit pusing mendera kepalanya, lalu melirik ruangan ini bukan kamarnya, bukan juga kamar anak mereka, dan Haechan sadar saat ini dia berada didalam kamar rawat inap.

"mark... dari mana?" tanya Haechan dengan nada lirih, juga sedikit merengek.

Mark tidak menjawab ucapan haechan, melainkan pria dewasa itu duduk disamping bangsal haechan memegang penuh tangan haechan yang tidak terinfus, mengecupnya dua kali, lalu kembali tersenyum.

"ada apa Mark?" tanya Haechan lagi dengan nada lemas, haechan masih lemas sekarang.

Mark mendekati kepalanya kearah perut Mark, menempelkan kepalanya disana, lalu mengangguk kecil, "ternyata benar." Haechan menatap Mark dengan pandangan heran.

baby apart [Markhyuck] • END ✅Where stories live. Discover now