D U A P U L U H D U A

3.7K 380 42
                                    

Becky POV.

"Maka dari itu biarkan Dia berdetak sekali lagi, biarkan Dia menggila sekali lagi, sekali untuk selamanya Bec. "

Suaranya bergetar, Aku tidak terlalu yakin berapa sakit yang wanitaku rasakan saat ini, hatinya yang berkecamuk dengan semua hal gila yang tiba-tiba hadir bahkan disaat hubungan Kami baik-baik saja.

Aku sudah mulai ada ditahap mengikhlaskan, bagaimana dulu jantungku seutuhnya bergerak gila untuk Freen seorang, sampai di mana Aku menyadari jika Aku berjuang sendirian sudah sangat lama, rasa lelahnya mulai membuatku muak.

"Dia tetap berdetak Freen, tapi Aku yang tidak lagi menginginkannya. "

"Becky. " Ia berteriak, membuatku terkejut bukan main, Dia benci kecewa dan Aku paham betul bagaimana sifat Freen yang satu itu.

"Aku rasa 100 hari sudah cukup, maaf tapi jangan jatuh cinta kepadaku Freen. "

"Ku bercanda Bec?"

"Aku lelah dengan detak ini Freen, jika satu-satunya cara untuk membuatnya berhenti adalah dengan Aku mati, itu yang terbaik. "

"Kau diam, " ruangan ini, mungkin tidak satupun orang yang mendengarnya dari luar, tapi Aku yakin banyak sekali dari Mereka yang mencoba mencari tau, teriakan Freen adalah yang paling gila, mungkin saja Mereka menyadarinya.

"Jika bisa Ku ulang, mungkin harusnya Aku yang menghilang Freen. "

"Hentikan omong kosong ini Becky, lihat Aku, apa Kau pikir perasaanku sebercanda itu?"

"Tidak. "

"Lalu apa? Kenapa Kau tetap dengan keinginanmu?"

"Kau bukan Aku Freen, yang bisa mencintai orang yang jelas-jelas biang dari semua rasa sakitmu. "

Aku melihat betapa frustasinya Dia, tapi realita memang sekejam itu, Aku tidak ingin menyakiti hatiku lagi, dan rasa bersalah ini harus Aku bunuh beserta diriku sendiri.

"Aku mencintaimu Becky, demi Tuhan. "

Wanitaku merendahkan harga dirinya, Dia bersujud di kakiku, menciumnya dan mengatakan sebanyak mungkin permohonan agar Aku membatalkan keinginanku, Aku ingin, tapi Aku takut, jika suatu saat, kembali hanya Aku yang mencintainya, mungkin saja dikemudian hari Ia akan kembali membenciku karena alasan lainnya.

"Aku tidak bisa, gadis itu harus Aku bantu Freen. "

Suara pekik melengking itu memenuhi ruangan ini, bagaimana emosinya Freen saat ini, semua barang yang Ia temui sudah terbuang sia-sia karena amarahnya, dan Aku tidak melakukan apapun untuk menghentikannya.

"Aku cinta sama Kamu Becky, Kamu bisa liat itu kan?"

Sakit kali ini berbeda, Aku tidak pernah melihat Freen mengemis kepada siapapun sebelumnya, namun lihat yang wanita itu lakukan kepadaku saat ini, hanya karena sebuah perasaan semu Ia berlaku seperti bukan dirinya.

"Babe, liat Aku mencintaimu, demi Tuhan Becky, oke Aku tau ini sudah sangat terlambat, namun bisa kah Kau untuk tinggal?"

"100 hari Kita sudah mendapatkan jawabannya Freen, berhasil atau tidak, Aku akan tetap pergi sejauh mungkin darimu, "

Freen menggeleng dengan keras, seakan Dia satu-satunya orang yang tidak ingin semua itu terjadi, walaupun tidak akan merubah apapun.

"Aku sudah membatalkannya, Aku bahkan merobeknya di depan Kita, Kau lupa?"

"Suratnya memang sudah hancur Freen, tapi tiap butir perjanjiannya masih ada di sini, di dalam ingatanku. "

Aku melihat dengan jelas betapa banyak rasa gejolak emosi yang wanitaku rasakan, bagaimana sulitnya Ia meyakinkan Aku bahkan dirinya sendiri tentang perasaan yang bahkan Aku saja ragu bahwa dirinya benar merasakan semua itu atau tidak.

After Met You (FREENBECKY)Where stories live. Discover now