21

960 153 17
                                    

▪▪▪▪

Shani yang baru saja keluar dari ruang operasi harus masuk kembali karena brangkar yang berisi pasien penuh luka masuk ke dalam ruang operasi. Malam ini dia tak memungkinkan untuk pulang cepat.

"Dokter, dia pasien yang baru saja mengalami kecelakan beruntun." ucap salah satu perawat yang mendorong brangkar tersebut.

Shani mengangguk.

"Dokter..."

Shani mengalihkan pandangannya pada pasien remaja laki-laki yang memanggilnya itu.

"Bertahanlah, jangan mencoba untuk tidur. Kau harus mempertahankan kesadaran mu," suruh Shani pada remaja laki-laki itu.

"Dokter.. mama dimana?" tanya remaja tersebut.

"Dia berada diluar. Dia sedang menunggumu jadi kau harus bertahan untuk bertemu dengannya lagi," ujar Shani berbohong.

Remaja tersebut tersenyum mendengar ujaran Shani, air matanya juga ikut turun dengan senyuman yang dia tampilkan.

"Dokter.. tidak.. berbohong, kan?"

"Aku tak akan membohongi mu, " ucap Shani meyakinkan. Selagi berbicara dengan pasien, dia mempersipakan dirinya.

"Tapi dokter... tadi aku melihat mama.. ditutupi kain putih.." ucap remaja tersebut yang terdengar lirih.

"Mungkin kau salah lihat. Karena itu kau jangan mencoba untuk tidur untuk memastikan itu ibumu atau tidak," suruh Shani lagi.

Dengan tenaga yang masih dipunya, tangan kanan remaja tersebut menggapai tangan Shani. Bercak darah ditangannya mengenai baju khusus yang Shani pakai.

"Dokter berbohong..,

Mata remaja tersebut mulai menutup, genggaman tangannya juga mulai melonggar pada tangan Shani.
Tenaganya sudah mulai habis, rasa sakit ditubuhnya juga sangat menyakitkan.

Kekehan pelan keluar begitu saja dari bibir remaja tersebut.

mama sekarang.. ada di depan aku, dok.." ucap remaja tersebut. Matanya menutup sempurna setelah selesai mengatakan itu.

Shani terdiam.

"Dokter!"

Shani mengerjap kaget, panggilan dari suster menyadarkannya.

Dilihatnya monitor yang menunjukkan detak jantung pasien tersebut. Setelahnya dia naik ke atas brangkar untuk memberi CPR pada remaja tersebut tanpa menekan tubuhnya.

"Sadarlah! Tidak ada siapapun disana!" ucap Shani dengan terus memberi CPR.

"Ibumu sedang menunggumu di luar, kau tak ingin melihatnya!!"

Bunyi monitor yang melengking tak dia pedulikan.

"Kau tak bisa pergi begitu saja!"

"Dokter!"

Shani terus menekan dada remaja tersebut, dan tanpa sadar air matanya jatuh. Para perawat yang berada disana mulai menahan Shani supaya berhenti karena perlakukan Shani sudah sia-sia terhadap pasien itu.

We have 90° [Selesai]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin