♢♢

967 157 9
                                    

▪▪▪▪

"Sejak kapan kau menatap ku seperti itu?"

"Sejak aku membuka mata ku."

Christy yang masih sadar tidak sadar menutup wajah Zee dengan tangan kanannya karena ucapan sang kakak.

"Aku mau olahraga, kau mau ikut?" ajak Zee, memindahkan tangan Christy dari wajahnya untuk dia genggam.

"Sekarang jam berapa?"

"Jam empat lewat."

"Bukankah ini terlalu pagi untuk berolahraga?" tanya Christy yang kembali menutup matanya.

"Tidak. Kalau kau mau lanjut tidur, tidur saja. Aku akan mengajak kak Gre bersama ku," ujar Zee.

"Aku ikut. Aku sudah bangun, jadi tunggu sebentar, mungkin lima menit."

Zee terkekeh melihat wajah Christy yang menurutnya lucu saat ini. Bagaimana Christy berusaha membuka mata dan membalas ucapannya.

"Iya," balas Zee masih dengan kekehannya.

▪▪▪▪

"Mereka tak ada di sini."

"Di sini juga."

Pukul lima, setelah acara sadar dan tidak sadarnya Christy dari tidurnya untuk ikut berolahraga, kini mereka berdua mencari keberadaan dua kakaknya yang ternyata tidak ada di kamar mereka.

"Kemana mereka pergi?" tanya Christy.

"Mungkin mereka dibawah atau sedang berolahraga," balas Zee mengedikkan bahunya.

Mereka berdua berjalan ke lantai bawah untuk mencari kedua kakaknya yang tidak ada di kamar.

Sedangkan dua orang yang mereka cari sedang bersepeda dari setengah jam yang lalu.

Shani dan Gracia sudah bangun dari pukul empat kurang, lebih cepat beberapa menit dari bangunnya Zee. Dan mereka langsung bangun setelah Shani mengajak untuk bersepeda.

Mereka bersepeda di jalanan dekat waduk yang tidak jauh dari rumah mereka. Jalanannya cukup luas dan ada banyak pohon di kiri kanan jalanan tersebut. Sepinya jalanan membuat mereka sedikit leluasa bersepeda bebas di jalanan itu.

"Kita mau kemana lagi?" tanya Gracia, menoleh sekilas ke arah Shani yang berada di sisi kirinya.

"Kemana aja," balas Shani.

Gracia memberhentikan sepeda Christy yang dia pakai, "Oke. Pohon besar di depan sana, siapa yang sampai lebih dulu dapat traktiran apapun dari yang kalah." ucap Gracia menantang sebelum berkeliling lagi.

Shani yang ikut berhenti di sisi Gracia mengangguk menyetujui tantangan dari sang adik.

"Jangan meremehkan ku. Walaupun kau seorang militer, aku tak akan kalah dari mu." ucap Shani percaya diri.

Gracia tersenyum mendengarnya, "Kita lihat."

Shani dan Gracia mensejajarkan sepeda mereka.

"Satu

dua

ti.. ga!"

We have 90° [Selesai]Where stories live. Discover now