☆☆

1.5K 157 1
                                    

▪▪▪▪

"Ayah, berhenti. Kak Gre, sakit.."

Anak berumur 8 tahun itu memohon pada Ayahnya untuk berhenti menghukum kakak keduanya.

Melihat kakaknya yang mengangkat satu kaki ke atas dengan memegang telinga. Jika kaki kakaknya turun, pukulan akan mengenai kaki kakaknya.

"Kau sama saja dengan kakak mu ini! Mau membela kakak mu ini?! Iya!!" geram Kenan.

"Kak Gre, udah belajar ayah.. "

"Kalau kakak mu ini belajar kenapa nilainya turun, Zee?! Awas!!" ujar Kenan dengan suara tinggi.

Gracia yang melihatnya hanya bisa menahan tangisnya. Kata ayah, menjadi kakak harus kuat.

Dia juga merasa senang di bela oleh adiknya. Dia tak merasa sendirian.

"Gracia! Masuk ke ruangan ayah," lanjutnya.

Kenan berlalu begitu saja meninggalkan mereka berdua.

"Kamu harus belajar dengan giat, Zee. Supaya tidak seperti kakak," ujarnya dengan mengelus kepala adiknya itu sebelum ke ruangan sang ayah.

Gracia tak ingin adiknya merasakan apa yang ayahnya lakukan padanya.

"Jangan pergi.. " gumam Zee dengan memegang ujung baju Gracia.

Zee tau kakak nya akan sangat kesakitan kalau keluar dari ruangan ayahnya.

"Zee, kakak kuat. Kau mau melihat otot ku?" tanya Gracia.

Belum mendapat balasan Gracia sudah mengangkat kedua tangannya terlebih dulu, menunjukkan kedua otot kecil nya.

"Otot kakak tak berguna jika keluar dari ruangan ayah."

"Hahaha.. "

Gracia masih bisa tertawa. Dia tak ingin adiknya khawatir padanya. Bergegas pergi ke ruangan sang ayah tanpa mengindahkan ucapan Zee.

Melihat Gracia yang sedikit menjauh dari tempatnya, Zee diam-diam mengikuti sang kakak ke ruangan ayahnya.

"Kenapa nilaimu bisa turun?!"

"Dipikiran mu itu hanya main Gracia?!"

"Kau sangat berbeda dengan Shani!"

"Sampai adik-adik mu meniru mu!! Kau akan tau akibatnya!"

Zee dapat mendengar semua bentakan sang ayah. Dengan cepat dia menutup telinganya setelah mendengar suara pukulan.

▪▪▪▪

Brak

Seseorang yang berada dalam ruangannya menghela napas, "Feni, adakalanya tangan mu itu kau gunakaan untuk mengetuk terlebih dulu."

tok.. tok

Feni yang masuk kembali mundur untuk mengetuk pintu ruangan Shani. Kebiasaan Feni masuk ke ruangan temannya itu tanpa mengetuk pintu dan langsung masuk saja.

We have 90° [Selesai]Where stories live. Discover now