☆☆☆☆▪

1.2K 150 5
                                    

▪▪▪▪

Mata Shani fokus pada dunianya yang sedang tertawa lebar. Tangannya bergerak mengambil teleponnya untuk merekam hal paling berharga di depannya. Dia tak ingin melewatkan kesempatan yang tak akan terulang kembali.

Bukankah hal ini sangatlah indah jika semua baik-baik saja dari awal? Bukankah semuanya tak semenyakitkan ini untuk dapat dilihat? Bukankah rasa takut tak sebesar ini saat perpisahaan itu tak pernah ada? Apakah ini rasanya tersiksa  untuk jangka panjang?

Air mata Shani jatuh bertepatan saat pandangan ketiga adiknya menatap dirinya. Semuanya seperti melambat sekarang, air matanya yang tak ingin berhenti dan ketiga adiknya yang masih menatap dirinya dengan senyum mengembang mereka. Ini semua seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Kak Shani, jangan disitu aja. Sini!" panggil Zee.

Shani mengangguk, teleponnya dia simpan lalu berjalan mendekat pada ketiga adiknya yang sedang menghibur pasien anak kecil di depan mereka. Air matanya dia seka, tak ingin adiknya bertanya kenapa dia menangis.

"Tuan Putri Eva, ada satu orang ingin bergabung di kerajaan ini. Apakah Tuan Putri mengijinkannya?" tanya Gracia panglima disitu.

"Di ijinkan," ucap anak kecil bernama Eva itu.

"Perhatian! Seseorang dari jauh datang ke keraajaan ini untuk bergabung dan Tuan Putri sudah mengijinkannya. Mari kita sambut, Dokter Shani!" ucap Gracia mengumumkan.

Semua yang berada di ruangan Eva bertepuk tangan menyambut Shani. Senyum Shani dia berikan atas penghormatan yang dia dapatkan menjadi Dokter kerajaan.

"Selamat bergabung di keluarga kerajaan Dokter Shani," ucap Christy memberi selamat.

"Terimakasih."

"Selamat bergabung di kerajaan ku, Dokter."

"Terimakasih telah menerimaku Tuan Putri," ucap Shani lalu menunduk.

Hal yang selalu di inginkan adalah  seperti ini. Rasa bahagia dengan hal sederhana di dalamnya. Hanya ada tawa dan senyuman yang selalu menghiasi wajah.

▪▪▪▪

Zee duduk dikursi ruangan Christy bersama pemiliknya setelah acara bagi-bagi boneka yang diadakan mereka secara mendadak itu selesai.

"Nampaknya kau sangat menyukainya," ucap Christy pada sang sang kakak yang masih tersenyum.

"Wajah bahagia mereka masih terbayang di kepalaku. Aku tak menyangka mereka akan sebahagia itu. Aku ingin melakukannya lagi."

"Ajak aku, tapi jangan tiba-tiba seperti tadi. Aku masih
bertanya-tanya, dari mana kalian mendapatkan ide untuk membagi boneka-boneka itu?" tanya Christy mengungkapkan rasa penasarannya.

"Itu kami tak sengaja pergi ke market untuk melihat-lihat sebentar sebelum ke sini. Saat disana, kami melihat anak kecil tertawa karena boneka yang diberikan orangtua nya. Dari sanalah ide ini terjadi. Kami juga teringat padamu, karena kau seorang Dokter anak jadi mungkin kau bisa membantu kami melakukan ide kami yang secara tiba-tiba itu." jawab Zee.

Bahkan ide tiba-tiba itu langsung disetujui oleh mereka berdua. Mereka berdua membeli boneka sebanyak yang mereka bisa tanpa memikirkan  bagaimana cara membawanya nanti.

We have 90° [Selesai]Onde histórias criam vida. Descubra agora