☆☆☆▪

1K 156 11
                                    

▪▪▪▪

"Malam ini kalian harus tidur disini. Tak perlu khawatir, ayah kalian tak pulang malam ini dan akan pulang besok malam." ucap Veranda pada dua anak tengahnya.

Gracia dan Zee yang sibuk melihat bunga-bunga dihadapan mereka, mengangguk mengiyakan permintaan sang bunda.

"Bunga mana yang paling kalian suka?" tanya Veranda mendekat pada kedua anaknya.

Mereka sedang berada di taman depan rumah. Gracia dan Zee ingin melihat taman bunga sang bunda sebelum pergi ke rumah sakit.

"Semua. Termasuk bunda," jawab Zee memberikan senyum manisnya pada sang bunda.

"Jangan masukin ke hati, bun. Ucapannya yang itu udah basi." sahut Gracia.

"Masih banyak orang iri ya, bun!"

"Udah.., dari datang sampai pergi masa bertengkar. Ingat umur," lerai Veranda.

"Siap, Komandan!" ucap Gracia dan Zee bersamaan.

Gracia mulai berjalan mengelilingi taman bunga tersebut, sedangkan Zee diam ditempatnya melihat salah satu bunga kecil di depannya.

"Kalian suka bunga yang mana?" tanya Veranda kembali.

"Ini," tunjuk Zee pada bunga Daisy putih di depannya, "Bisa aku memetiknya, bun?" tanya Zee meminta ijin.

Veranda mengangguk.

"Maaf, aku memetikmu," ijin Zee memetik empat tangkai bunga Daisy tersebut, lalu meletakkannya di dalam dompetnya.

"Graci.. a.."

Veranda melihat Gracia memandang serius bunga iris biru dihadapannya.

"Kau menyukai bunga ini?"

Gracia mengangguk, "Bunganya akan selalu berada di sanakan, bun?"

"Bunga pilihan mu dan pilihan Zee akan tetap berada ditempatnya. Bunda akan merawat khusus."

"Makasih bunda," ucap Gracia memeluk sang bunda.

"Sama-sama sayang." balas Veranda.

"Aku tak diajak?"

"Ada orang iri ya, bun."

"Tak akan ku biarkan," ucap Zee lalu masuk dalam pelukan sang bunda dan sang kakak.

▪▪▪▪

"Dokter Shani, anda sedang di tunggu di kantin rumah sakit, dok." ucap seorang perawat pria pada Shani yang baru keluar dari ruang operasi.

"Siapa?" tanya Shani.

"Dia tak ingin memberitahu, Dok."

"Baiklah."

"Permisi, Dok."

"Ya."

Shani melangkahkan kakinya menuju kantin setelah berbincang pada keluarga yang baru dia operasi.

Di sepanjang lorong menuju kantin rumah sakit, pikirannya tertuju pada dua adik tengahnya. Mungkin kedua adiknya yang sedang menunggu di kantin.

We have 90° [Selesai]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora