♤♤♤

891 144 7
                                    

▪▪▪▪

Jarum jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, semua orang yang dirumah sudah tertidur, kecuali Kenan yang masih terjaga di ruang kerjanya.

Kepalanya dia sandarkan di tas meja setelah membaca isi dari secarik kertas penuh yang ditinggalkan di atas mejanya. Pikirannya mengingat kembali kejadian yang baru terjadi. Perasaan bersalah menggerogoti dirinya, menyesal karena perlakukannya yang buruk.

"AH!" teriaknya dengan memukul meja. Diangkatnya kembali kepalanya, membaca ulang isi secarik kertas itu. Air mata di pelupuk matanya jatuh begitu saja setelah membacanya.

Dia marah pada dirinya karena tidak bisa menjadi ayah yang baik bagi keempat anaknya. Bahkan anaknya sudah memaafkan dirinya tapi dirinya masih meninggikan ego dan keras kepalanya.

"Maaf, ayah minta maaf." monolognya sembari menatap secarik kertas itu.

Isi depan

"Tidak ada yang salah dengan cinta.
Tapi disini, ayah sangat egois mencintai dua perempuan sekaligus hingga membuat cinta ayah menjadi kesalahan. Aku sakit, tapi bunda lebih sakit karena ayah menghianati cintanya."

Isi belakang

"Aku memaafkan ayah. Dengan besar hati aku memaafkan ayah."

▪▪▪▪

Pagi ini pukul tujuh lebih, Christy sudah berlari kencang di koridor Rumah Sakit. Wajahnya begitu panik disepanjang dia berlari. Bahkan sapaan dari pekerja disana dia abaikan karena ingin cepat sampai ke ruang rawat pasiennya.

Sesampainya di ruang rawat bernomor D-03 dia membuka pintu tersebut dengan terburu-buru. Masih diambang pintu, dia diam mematung setelah melihat tubuh anak kecil yang sudah tertutupi kain putih dan seorang nenek menangis kencang di samping ranjang anak kecil itu.

"Dokter.."

Panggilan seorang perawat didalam ruangan itu menyadarkan dirinya, dan membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

Christy berjalan mendekat, matanya menatap kosong ke depan dengan pikiran menerawang ke belakang.

"Aku Ella, dok. Tolong jaga aku, ya, dok."

Saat itu, saat dimana Christy pertama kali menangis didepan seorang anak kecil. Anak kecil itu tidak meminta dirinya untuk menyembuhkannya melainkan meminta dirinya untuk ada disisi dan menjaganya.

Bahkan tatapan polos anak itu saat menatap dirinya masih dia ingat dengan jelas. Tatapan polos yang didalamnya menyimpan banyak hal.

"Dok, kalau nenek hidup sendiri tidak apa kan? Aku tidak mau hidup dengan membuat nenek tersiksa karena pengobatan ku yang terlalu mahal."

"Dokter bisa membiayai pengobatan Ella sampai sembuh." ucap Christy dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

Ella tersenyum, "Dokter terlalu baik. Dokter cukup menjagaku, jangan sampai berkorban untuk membiayai anak tidak berguna-"

"-Ella anak yang baik. Jangan mengatakan hal buruk itu pada diri Ella, ya." potong Christy, dipeluknya erat tubuh mungil Ella.

Anak kecil itu mengamati dan mudah mengingat apa yang dilakukan orang lain disekitarnya. Dan jika dilakukan berulang, dia akan menirunya. Jika sekitarnya baik, dia akan baik dan sebaliknya, jika sekitarnya buruk, dia akan buruk.

We have 90° [Selesai]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن