hujan keberuntungan

5.7K 389 3
                                    

Seorang laki laki itu seperti nahkoda
Dia harus bertahan saat berlayar di kapal
walaupun cuaca sering berubah ubah.

Tidak ada kata terlambat 
sebelum ajal sampai di kerongkongan


H

APPY READING

Sore tadi, awan terlihat sangat mendung, mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Dan benar saja, menjelang maghrib tetesan air hujan turun membasahi bumi.

Hujan tidak membuat kedua penghuni kamar membatalkan niat baik nya. Ba'da maghrib, Famyan benar benar mengajari Azkiya mengaji. Karena hujan, Famyan memilih untuk sholat di rumah bersama istri nya.

Famyan mengajari Azkiya dari surat surat pendek, jika sudah lebih baik bacaan nya, akan lanjut juz 1.

"Dengung Azkiya." 

"Nun mati bertemu sya' hukum nya ikhfa, dan cara baca nya gimana tadi?"

"Samar." jawab Azkiya takut takut.

Famyan tersenyum. "Nah, pintar."

"Minn syarri maa kholaq."

"Wa minn syarri ghisiqin idzaa waqob."

"Wa minn syarrin naffasaati fil 'uqod."

"Wa minn syarri haasidin idza hasad."

"Berhenti dulu."

"Kenapa Amy?" 

"Hukum bacaan tajwid ada berapa?" Famyan bertanya.

"limaa!!" seru Azkiya.

"Coba sebutin, kalau benar semua, saya kasih hadiah."

Kedua mata Azkiya langsung berbinar mendengar kata HADIAH.

"Emm ... apa ya??"

"idgom bi gunnah, terus ikhfa, terus idhar, terus idgom bi lagunnah, terus yang terakhir itu apa yaa??"

"Kok aku lupa tiba tiba?" Azkiya terus memutar otak nya, ia memegang kening. Memikirkan dalam dalam.

"Setan jangan gangguin aku dulu deh, mau dapet hadiah nih." celetuk Azkiya.

Famyan yang mendengar menolong Azkiya hanya menggeleng pelan, heran dengan sift istrinya.

"Aaaaa aku ingat!" Azkiya tersenyum bangga.

"Kalab." ujar Azkiya percaya diri.

"Udah lima kan, mana hadiah nya?"

Famyan berusaha menahan tawa nya agar tidak terpingkal pingkal. Kenapa istri nya kepedean sekali.

"Kok Amy malah ketawa?" Azkiya memanyunkan bibir.

"Emang ada yang lucu?"

Gus Tampan Imamku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang