Chapter 4

1.9K 182 20
                                    

Hinata menggigit bibirnya saat ia berdiri didepan meja kerja pria yang pernah menjadi teman one night stand-nya. Sungguh, Hinata benar-benar ingin menenggelamkan dirinya sekarang juga kedalam palung mariana dibandingkan harus berdiri didalam ruangan milik pria itu dengan kecanggungan yang luar biasa.

Hinata menundukkan kepalanya dalam-dalam tidak berani untuk mendonggak guna menatap wajah pria yang saat ini sedang duduk tepat di kursi kebesarannya.

"Apa kau akan terus berdiri seperti patung disitu?"

Suara serak nan seksi itu menggema memenuhi gendang telinga Hinata membuat Hinata mau tidak mau mengangkat sedikit wajahnya dan saat manik amethys-nya beradu dengan onyx gelap itu Hinata segera meneguk ludahnya susah payah melihat tatapan yang pria itu lemparkan padanya.

Dari matanya saja Hinata sudah tau jika pria itu masih mengingat Hinata. Dan Hinata tidak tau apa yang di inginkan pria itu sekarang.

"Kemarilah."

Suara Sasuke terdengar begitu rendah membuat bulu kuduk Hinata tanpa sadar berdiri. Mendengar Sasuke berbicara seperti itu membuat Hinata kembali mengingat bagaimana seksinya suara Sasuke saat mendesahkan namanya.

Oh sial, sebenarnya apa yang Hinata pikirkan! Bisa-bisanya Hinata memikirkan hal memalukan seperti itu disaat-saat genting seperti ini.

Sekali lagi Hinata meneguk ludahnya susah payah berjalan mendekat dan berdiri tepat didepan meja kebesaran pria tampan itu. Hinata kembali menundukkan wajahnya saat onyx hitam itu yang menatapnya dalam seolah ingin memakan Hinata sekarang juga.

Sasuke yang melihat bagaimana gadis kecil itu mencoba menghindari tatapan matanya menarik seringai tipis.

Gadis itu, adalah gadis yang dengan beraninya meninggalkankan Sasuke seorang diri tepat setelah malam panas yang mereka lakukan.

"Kau tau kesalahanmu kan?" Tanya Sasuke, pria itu mengetuk jari-jari panjangnya pada meja menikmati bagaimana wajah cantik gadisnya yang ada didepannya

Oh, sudah berapa lama semenjak Sasuke bisa menikmati pemandangan indah ini dengan begitu dekat.

Sedangkan Hinata gadis itu hanya bisa menganggukkan kepalanya saat mendengar pertanyaan yang dianjurkan dosen tampannya itu "Saya tau profesor."

"Dan kau tau bahwa kau kesini untuk menerima hukumanmu kan?"

Hinata kembali mengangguk, wajahnya merengut sedih. Entah sedih karena akan dihukum ataupun sedih karena harus berduaan dengan pria yang pernah menjadi teman one night stand-nya.

Sasuke menatap lekat-lekat bagaimana ekspresi wajah gadis didepannya itu. Sungguh ia sangat menikmati bagaimana wajah lesu yang ditunjukkan oleh Hinata.

Kelinci kecilnya itu terlihat begitu menggemaskan membuat Sasuke tidak sabar untuk meniduri gadis itu untuk kedua kalinya.

Ketukan jari-jari panjang Sasuke pada meja berhenti saat dengan perlahan Sasuke bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat dan berdiri tepat disamping Hinata. Tubuhnya yang tinggi menjulang membuat Hinata terlihat begitu kecil saat berdiri disampingnya.

Hinata yang melihat itu merasa was-was, jantungnya berdetak semakin cepat namun tubuhnya hanya bisa berdiri diam ditempat layaknya patung.

Sasuke menyeringai, sedikit menundukkan tubuhnya mendekatkan wajahnya pada telinga gadis cantik itu "Hyuga Hinata, harus kuberi hukuman seperti apa untukmu hm?" Bisik Sasuke dengan suara rendahnya

Hinata merasa tubuhnya menegang, bulu kuduknya merinding bukan main terlebih saat Hinata bisa merasakan nafas hangat Sasuke yang menerpa telinganya.

"I-itu profesor.." Lirih Hinata pelan mencoba menjauhkan sedikit tubuhnya namun Sasuke malah dengan cepat menarik pinggang ramping Hinata membuat tubuh mungil itu menumbuk dada bidang Sasuke

Because Make Out Where stories live. Discover now