42. Bukan Fajar yang Menyingsing (Chapter 72-73 Sudah Bisa Dibaca Duluan)

4.5K 620 82
                                    

Udah baca special chapter 69, 70, 71? Gimana? Kepanasan enggak?

Nggak kentang lagi, kan? Wkwkw...

Chapter 72-73 udah mendarat duluan di Karyakarsa, lho... yang ini masih 18+ tapi gemes senyum-senyum. Setelah masa lalu Pram dan Inggrid terkuak, kali ini kita nyelesaiin masalah pasca kecelakaan Pramana. Siapa tahu Inggrid bisa happy ending sama cinta pertamanya.

 Siapa tahu Inggrid bisa happy ending sama cinta pertamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pokoknya ikutin terus sampai tamat yaaa...!

Untuk part ini 500 votes dan 100 komen. Pokoknya kutungguin sampe aku capek juga nggak papa wkwk

Part ini wajib kamu lanjut di karyakarsa, sih, soalnya bikin kram perut banget LOL

Part ini wajib kamu lanjut di karyakarsa, sih, soalnya bikin kram perut banget LOL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 42

Bukan Fajar yang Menyingsing


Gandhi seriusan mau ngecek kelayakan mesin needle detector?

Berarti temuan itu beneran ada, dong?

Mulutku terasa getir.

"Kamu udah bilang ke Ms. Fok, Gandhi mau ke sini?" tanyaku.

Dian menggelang. "Tapi aku bilang ke Pak Budi," jawabnya.

Pak Budi itu team leader-nya para teknisi. Orangnya susah banget diajak tertib administrasi.

"Apa katanya?"

"Suruh datang aja."

Harusnya, kalau mau ada kunjungan dari luar kayak gini, dia nggak boleh mutusin sendiri. Mesti minta izin dulu sama manajer produksi. Ms. Fok-nya aja masih tinggal di ruang briefing, aku yakin Budi belum lapor apa-apa.

Udah jadi rahasia umum Budi sama Ms. Fok nggak akur. Pak Budi orangnya cuek setengah mati. Menurut Ms. Fok, kalau diajak ngomong suka ogah-ogahan. Karena job desc-nya sebagai teknisi, badannya emang sering kena oli. Wearpack-nya juga selalu dekil. Ms. Fok paling benci karyawan yang berkeliaran di lantai produksi dengan penampilan dekil. Takut kotorannya nempel di material produksi. Sebenernya, itu alasan yang masuk akal. Sampai kemudian alasan Ms. Fok nggak suka sama Budi melebar ke hal-hal personal. Misalnya, soal kehidupan rumah tangga Budi yang berantakan. Dia udah nikah, tapi ada hubungan gelap sama cewek dari departemen sewing. Akibatnya, pernah satu kali lantai produksi dibikin ribut gara-gara cewek-cewek itu saling melabrak. Seharian, target semua buruh menurun.

Factory RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang