|MSH 29| Pingsan?

Mulai dari awal
                                    

Dion yang ingin mengangkat tubuh Mentari mengurungkan niatnya. Ia menatap bocah ingusan yang bahkan menatapnya tajam saat ini.

"Saya berhak bawa dia ke rumah sakit," sahut Dion seraya menatap Yuda.

"Biar saya yang urus sebagai perwakilan OSIS, pak. Ini masih tugas saya, jadi bapak tidak usah repot-repot membawa Mentari ke rumah sakit. Biar saya yang tangani Mentari pak. Mohon maaf sebelumnya," balas Yuda dengan senyumannya, seraya menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah Mentari saat ini.

"Kamu tidak ada hak juga untuk menyentuh dia," ucap Dion yang tak senang dengan Yuda yang menyentuh dahi anaknya.

"Saya hanya ingin mengelap keringatnya. Saya berhak melebihi bapak," balas Yuda seolah tak mengindahkan perkataan Dion.

"Maaf, ya," ucap Yuda meminta izin pada Mentari untuk mengelap keringat Mentari dengan handuk dingin yang disediakan oleh Risa.

Mentari yang melihat hal tersebut hanya bisa menganggukan kepalanya.

"Silahkan pergi pak, jika tidak ada urusan lagi. Seperti nya Mentari kurang nyaman jika ada bapak di sini," ucap Yuda tanpa melihat Dion.

Risa yang mendengar hal tersebut menyenggol tangan Yuda. Bisa-bisanya pria ini mengusir seorang guru yang bahkan ketampanannya melebihi seorang artis.

"Ada hak apa kamu mengusir saya?" tanya Dion dengan tatapan tajamnya.

Yuda menghentikan aktivitas nya. Tatapan matanya terarah pada seorang guru yang tiba-tiba hadir saat ia ingin menolong Mentari menggunakan tangannya. Lagian kalau Mentari kenal, tak mungkin perempuan ini diam saja. Yang ia tahu, guru ini adalah guru baru di sekolahnya, sekaligus wali kelas Mentari di sekolah.

"Bapak tanya sama saya?" tanya Yuda dengan senyuman miringnya. "Saya pacarnya Mentari."

Dua perempuan yang ada di sana termasuk Mentari menganga tak percaya. Pacar? Sejak kapan mereka pacaran? Bahkan Dion yang mendengar hal tersebut merasa flashback ketika ia harus mendekati Raina dulu.

"Saya tidak mengizinkan kamu untuk -----"

"Saya tidak butuh izin bapak, karena bapak bukan siapa-siapa nya Mentari. Bapak hanya sebatas guru dan tidak lebih," sangkal Yuda membuat Dion tak bisa membalas apa-apa lagi.

"Saya ayahnya," sahut Dion dengan tatapan datarnya, merasa tak suka dengan aksi Yuda yang semena-mena.

Yuda yang mendengar hal tersebut tertawa. Bahkan Mentari pun ikut tertawa di tempatnya. Menurut Mentari kak Leo begitu lucu untuk membalas hinaan Yuda terhadap dirinya. Kak Leo memang baik dan menjaganya, tapi untuk mengaku sebagai ayahnya ini adalah lelucon yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Kak Leo lucu. Sejak kapan kakak jadi ayah Mentari? Ada-ada aja. Mentari jadi ketawa," sahut Mentari dengan tawanya.

"Tuh, kan. Ada-ada aja kak Leo kamu ini," timpal Yuda yang jujur merasa tak enak hati ketika Mentari menyebutnya sebagai kak.

"Saya ayah kandung Mentari. Demi Tuhan," ucap Dion dengan tatapan seriusnya menatap Mentari dan Yuda yang kemudian terdiam di tempatnya. "Saya ayah kandung kamu, nak."

Mentari dibuat terdiam di tempatnya. Sementara Yuda yang tak tahu apa-apa di buat percaya dengan ekspresi penuh keseriusan di hadapannya. Apakah benar? Tapi yang ia temui kala itu bukan bapak ini.

"Beneran dia ayah kandung kamu?" tanya Yuda yang kemudian di sambut Mentari dengan gelengan kepala dan tawanya saat ini.

"Kak Leo emang suka gitu. Ayah kandung Mentari cuman ayah Surya. Kak Leo cuman bercanda, kak. Jangan di ambil hati. Btw makasih, kak. Gara-gara kak Leo sakit Mentari sedikit berkurang karena dibuat ketawa," tutur Mentari seraya tersenyum pada Dion yang justru memilih pergi kemudian.

"Nah, kan, malah pergi," ucap Risa yang sempat terpanah dengan ketampanan dari guru baru itu.

"Aku kira dia beneran ayah kamu, tahu, Mentari. Soalnya wajah bapak itu serius banget," tutur Risa yang ikut mengamati.

"Bukan kok," balas Mentari membuat Yuda dan Risa memahami.

Terkadang apa yang kita lakukan memang butuh perjuangan. Karena apa yang kita ucapkan di awal belum tentu orang akan paham. Makanya di butuhkan perjuangan untuk membuktikan sebuah kebenaran yang harus di ungkapkan.

#TBC

GIMANA PART KALI INI GUYS?

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN 🌼

SAMPAI BERTEMU DI PART SELANJUTNYA 🌼

Next?
Next?

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang