|MSH 19| Sisi Lain Guru Olahraga

1K 87 38
                                    

Hidup itu tak selamanya indah. Terkadang kita harus menyimpan banyak rahasia agar hidup seseorang aman dan sejahtera. Sementara kita? Menanggung segala derita karena tak bisa mengungkapkannya.
|Dion Bagaskara|

🌴🌴🌴🌴🌴

UDAH FOLLOW AKUN INI?
BELUM? FOLLOW GUYS JANGAN SAMPE ENGGAK.
UNTUK KALIAN YANG BACA CERITA INI DI HARAPKAN BACA CERITA RAINA HUJAN TELAH DATANG DULU GUYS.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN.
TERIMA KASIH.
HAPPY READING

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Udara dingin begitu terasa ketika seorang pria baru saja turun dari mobilnya. Pria tersebut terlihat melirik jam yang melingkar indah di tangan nya. Jam ternyata sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Kepulangan dirinya adalah permintaan sang bunda yang tiba-tiba meminta dirinya untuk makan malam bersama. Ia sempat membatalkan rapatnya karena permintaan sang bunda jauh lebih penting dari pekerjaannya.

Dion sempat melirik sebuah mobil berwarna putih yang parkir tidak terlalu jauh dari mobilnya. Ia bahkan tidak mengenali itu mobil siapa. Apakah itu mobil adiknya? Atau Saskia telah mengganti mobilnya tanpa sepengetahuan dirinya? Yang jelas hal yang ia lakukan setelahnya adalah berjalan menuju pintu utama kediaman milik nya.

"Kamu bisa langsung pulang, ya. Terimakasih sudah bekerja keras saat ini," ucap Dion pada assiten pribadinya.

"Baik, pak. Saya permisi."

Dion terlihat menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk menyusuri kediaman rumahnya. Samar-samar ia mendengar suara sang bunda sedang tertawa. Hanya mendengarnya tertawa saja ia merasa bahagia. Namun ekspresinya seketika berubah ketika ia menemukan seorang perempuan berhijab yang entah siapa tengah duduk di antara anggota keluarganya.

"Wah, anak bunda sudah pulang? Gimana pekerjaan kamu? Bunda pasti ganggu kamu kerja, ya?" tanya Rahmah pada sang anak yang mendekati dirinya.

Dion meraih tangan sang bunda lalu menciumnya dengan sopan. Setelah melakukan hal tersebut Dion berniat duduk di samping sang bunda, namun pergerakannya di tahan oleh sang bunda yang meminta dirinya untuk duduk di samping perempuan yang tak ia ketahui siapa.

"Silahkan duduk di samping Aulia, nak," pinta sang bunda pada anaknya.

"Teman Lo?" tanya Dion pada adiknya yang hanya diam dengan ponsel yang ada di tangan nya.

"Bukan," balas Saskia singkat seolah tak peduli.

Rahmah yang mendengar hal tersebut tersenyum. Mungkin kedua anaknya ini bingung dengan kehadiran perempuan berhijab ditengah-tengah keluarga mereka.

"Duduk dulu, nak, di samping Aulia. Kasihan, loh, dia sudah bantu bunda masak di saat kalian kerja," ucap Rahmah membuat Aulia hanya tersenyum dan terus menundukkan kepalanya.

Dion yang memang menghargai keputusan sang bunda dan segala permintaan nya, hanya bisa pasrah berjalan dan duduk di samping perempuan yang bahkan tidak berani menatap dirinya. Jujur dengan keadaan seperti ini ia canggung seketika. Apa lagi mereka tidak saling mengenal dan tiba-tiba bundanya meminta ia untuk duduk di sampingnya.

"Namanya Aulia, nak. Dia adalah anak teman baik bunda. Bunda sudah lama sekali mengenal Aulia. Makanya bunda ajak kemari untuk bertemu dengan kamu," jelas Rahmah kemudian ketika ia melihat Dion telah duduk di sampingnya.

Mentari Sebelum Hujan (SQUEL RAINA HUJAN TELAH DATANG) Where stories live. Discover now