Chapter 17

450 31 4
                                    

Bandara selalu ramai diisi oleh orang yang berlalu lalang, berbeda dengan seorang gadis yang duduk diam sambil memainkan handphone dengan earphone yang terpasang ditelinganya. Kakinya bergerak menyesuaikan dengan Irma musik yang sedang didengarnya.

"Taksinya udah ada di depan," ucap seorang wanita sambil menepuk bahu Queen.

Queen mendongakkan kepalanya lalau melepas kedua earphonenya. "Udah di depan?" tanya Queen untuk memastikan apa yang didengarny.

Laudya menganggukan kepalanya, kali ini dia ikut ke Jakarta untuk menungjungi kedua orang tua Queen yang sudah lama mereka tidak bertegur sapa.

Keduanya keluar dari bandara menuju taksi yang sudah mereka pesan, pulang tanpa memberi kabar itulah yang sedang mereka lakukan. Mereka ingin memberi surprise meski Queen tau begitu banyak pertanyaan yang akan terlintas dipikiran kedua orang tuanya.

Setelah memasukan semua barang mereka, taksi melaju meninggalkan bandara. Jalanan kali ini terlihat sepi tidak seperti Jakarta pada umumnya, padahal hari sudah sore, membuat Queen terheran-heran.

Namun dia juga dapat bernafas lega karena tidak membuthkan waktu lama untuk dia sampai di rumah, dia jadi tidak harus berada di mobil dan kemacetan yang melanda.

"Bang Revan belum pulang kayaknya," ucap Queen dengan suara kecil namun masih bisa di dengar Laudya.

"Emang kemana?" tanya Laudya sambil menurunkan semua barang mereka.

"Sebelum ke Surabaya kan Queen pergi ke Bali terus di susul," jawab queen yang ikut membantu menurunkan barang.

"Enak dong liburan," canda Laudya membuat Queen tertawa kecil.

Koper mereka sangat banyak, karena sebelum datang Laudya dan Queen membeli oleh-oleh untuk mereka bawa pulang, tidak mungkin sekali jika mereka pulang dengan tangan yang kosong.

"Kira-kira bunda sama ayah di rumah ga?" tany Laudya pada Queen.

"Biasanyanya si ada, mereka pergi kalau ada pekerjaan doing," balas Queen yang kesusahan membawa koper mereka.

"Mereka sibuk banget?" Laudya kembali bertanya yang dibalas anggukan oleh Queen.

Dengan susah payah membawa koper akhirnya mereka sampai di depan pintu, Queen membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci pertanda di rumahnya ada orang.

"Queen pulang!" ucap Queen dengan suara yang cukup besar agar bisa di dengar.

Tidak ada sambutan namun dia mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru, hingga dating ketiga laki-laki yang dia piker masih menikmati liburan.

"Lu gapapa kan? Ada yang luka? Gimana keadaan lu?" pertanyaan yang betubi-tubi dari Revan membuat Queen merasa pusing.

"Lu nanya bisa satu-satu ga si?" tanya Queen dengan nada yang sedikit kesel.

"Dia yang paling khawatir sama keadaan lu sampe chat Vanni mulu," celetuk Raga membuat Queen paham.

"Gua aman, kalian liat siapa yang gua bawa kesini." Dengan senyum yang merekah, Queen menjuk Laudya yang sedang tersenyum kecil.

Karena terlalu fokus pada Queen membuat mereka tidak menyadari bahwa ada orang lain di sana, seyum mereka merekah lalu berhambur memeluk Laudya satu-persatu. Sama seperti Queen, mereka juga merindukan sosok Laudya yang sudah seperti orang tua bagi mereka.

"Mama apa kabar?" tanya Rangga dengan senyum yang tidak lepas dari bibirnya.

Laki-laki yang jarang tersenyum itu kini menampilkan senyum yang merekah karena kehadiran Laudya, jika bisa dikatakan dia merasakan sangat bahagia dengan bisa bertemu dengan Laudya kembali.

The Cold Brothers [ON GOING]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz