06 ~ Teman baru

4.4K 367 5
                                    

Setelah sampai di meja makan Ravel dibuat tercengang sama apa yang ia lihat.

"Lah njirr kok gak ada orang?" herannya melihat ruang makan kosong tak seorang pun yang berada di sana.

"Kayaknya disini ada menu baru deh, menu makan malam hari ini adalah makan angin atau makan transparan?"

"Setau gue secanggih canggihnya teknologi jaman sekarang masa iya ada makanan transparan sih nyet mana kenyang coba?! terus mana lagi tu semua orang pada niat makan malam gak sih njirr mana ni meja masih kosong gak ada satupun makanan lagi." cibir nya kesal.

"Kita semua makan malam diluar jadi gak ada yang masak makan malam hari ini." ujar Nayla yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang Ravel.

"Lah terus gue makan apa?"

"Lo itu udah gede ya masak sendirilah gak usah ngerepotin orang lain bisa kan!?" sambung Silviana datang bersamaan dengan yang lain.

"Loh bukannya kak Ravel juga ikut bersama kita kak?" tanya Lio bingung dengan perkataan sang kakak.

"Gak, anak itu gak akan ikut bersama kita Lio." jawab Gabriel.

"Kenapa?" tanyanya bingung.

"Makan malam kita akan kacau apabila anak itu ikut dan ini bukan hanya makan malam seperti biasanya, karna makan malam kali ini akan ada rekan bisnis papah yang akan ikut bergabung dengan kita, dan papah tidak mau anak itu ikut dan berakhir membuat papah malu karna ulahnya itu seperti sebelumnya. Jadi lebih baik anak itu di rumah dan tidak ikut bersama kita." jelas Reno panjang lebar.

"Tapi bukankah tadi kak Nay bilang tak ada yang memasak untuk malam ini, lalu kak Ravel akan makan apa kalau tak ikut bersama kita?"

"Ngapain lo masih perduli sama dia? Tu orang masih punya tangan dan kaki yang masih berfungsi dan otak untuk berpikir, jadi biarin aja dia cari sendiri apa yang mau dia makan itu bukan urusan kita!" jawab Daniel yang baru saja datang.

"Lagipula yang diomongin Isil ada benernya juga kok, dia tu udah gede jadi gak usah dimanja bikin orang susah aja yang ada." lanjutnya.

"Tapi kan-"

"Lio udah ya sayang, nanti kalau kita mau pulang kita bungkusin makanan buat kak Ravel ya sayang?" bujuk Luna memotong perkataan Lio.

"Tapi mah-"

"Udahlah kalo lo semua mau pergi ya pergi aja sana, gak usah kebanyakan drama segala. Oh dan ya gak perlu repot-repot bungkusin gue makanan karna gue bisa cari sendiri, gue gak mau nyusahin orang lain sama kayak apa yang dibilang kakak lo itu." ucapnya jengah.

"Sadar diri juga lo itu nyusahin" celetuk Nayla.

"Udah lebih baik kita pergi aja dan jangan buang-buang waktu untuk hal yang gak penting." ujar Gabriel datar.

"Hmm kalau begitu ayo kita pergi, dan kau jangan buat masalah selama kita tak berada di rumah atau kau akan terima hukumannya." ujar Reno memperingati Ravel.

Setelahnya mereka semua pergi meninggalkannya sendiri di sana.

'Hah~ nasib nasib apes bat hidup gue. Al Al lo sih buat ulah segala kan jadi gue yang susah' batinnya meratapi nasib.

"Gue lagi males masak, kalo mo delivery juga mana sempet nih perut gue dah keroncongan lagi."

"Dah lah mending gue keluar aja cari makan daripada kelaperan." ujarnya beranjak dari sana.

•••

"Enaknya makan apaan ya hmm?"

Ditengah acara berpikirnya tiba-tiba Ia dikejutkan dengan adanya sebuah benda yang menghantam helm yang ia kenakan.

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Where stories live. Discover now