04 ~ Siuman

5.8K 441 11
                                    

'Eunggh'

Suara lenguhan terdengar dari seorang pemuda yang tengah terbaring di sebuah brankar rumah sakit.

Mata yang semula terpejam kini dengan perlahan terbuka, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.

Ia mengedarkan penglihatannya untuk melihat ruangan yang ia tempati, tak ada seorang pun yang berada disini terkecuali dirinya.

Pemuda yang tak lain adalah Ravel Putra Adhyaksa telah memasuki tubuh seorang Aldevaro Ravel Argantha seorang figuran yang haus akan perhatian keluarganya.

Hah~

Ravel menghela nafas beratnya di saat ia mendapatkan semua ingatan milik Al. Ia menatap datar langit-langit atap ruangan yang ia tempati.

Dirinya bisa melihat dengan sangat jelas betapa menyedihkan nya seorang Aldevaro Ravel Argantha yang selalu melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian kakak dan juga papanya, walaupun ia tau cara yang digunakannya salah dan dapat melukai seseorang. Tapi yang Al pikirkan saat itu bahwa ia tak punya pilihan selain melakukannya untuk menarik perhatian mereka.

Hah~

Helaan nafas sekali lagi terdengar darinya.

'Mengharapkan sesuatu yang tak akan menjadi milikmu itu adalah hal terbodoh yang pernah kau lakukan Aldevaro Ravel Argantha. Karna sampai kapanpun kau mengharapkan dan mengejarnya sekuat tenaga, jika itu bukan untukmu maka tak akan pernah kau dapatkan, begitupun sebaliknya.'

'Itu akan sangat menyiksamu jika kau tak berhenti mengejarnya, cobalah sesekali melihat ke belakang untuk melihat apa saja yang telah kau lewatkan dan sia-siakan hanya untuk mengejar hal yang tak pasti' batinnya disaat sekilas ingatan Al yang memperlihatkan perjuangan yang Al lakukan untuk mendapatkan perhatian mereka dengan ekspresi datar.

Sungguh ia tak habis pikir dengan Al yang selalu mengharapkan mereka yang jelas-jelas tak pernah mengharapkan nya untuk ada. Dan bahkan sekarang mereka malah membencinya.

"Padahal masih banyak orang disekitar lo yang tulus sayang sama lo Al, tapi lo seolah buta akan itu semua dan menganggap bahwa lo cuma sendirian setelah kepergian nyokap lo itu."

"Tapi sekarang lo gak perlu melakukan hal menyedihkan itu lagi hanya untuk mendapatkan perhatian mereka."

"Karna gue Ravel putra Adhyaksa gak bakalan mau buat mengemis dihadapan mereka hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dari mereka!"

"Dan lo cuma minta sama gue buat bongkar kebusukan nyoti lo itu sama mengungkap kebenaran soal kematian nyokap lo, bukan nyuruh gue buat dapetin kasih sayang dan perhatian mereka, So gue juga ogah kali kalo di suruh buat ngemis-ngemis perhatian sama mereka. Ihh jijay gak level." ucap Ravel merinding setelah membayangkannya.

Ceklek

Beberapa saat setelahnya ia menolehkan kepalanya mengarah pintu ruangan yang terbuka, dengan seorang wanita paruh baya yang terlihat masih awet muda itu mematung sembari menatapnya.

"Ra-Ravel" ujarnya seakan terkejut dengan apa yang ia lihat.

Dan tanpa berlama-lama ia berjalan menghampiri Ravel yang sedang menatap ke arahnya, memeluk dengan erat disertai air mata yang mengalir deras dari mata indahnya.

"Hiks... terimakasih... Hiks, hiks... terimakasih karna telah bertahan sayangnya Oma... Hiks, Oma sayang sama kamu, maafin Oma karna tidak bisa menjagamu sayang, maaf... Hiks" tangisnya merasa senang dan haru di saat melihat mata teduh cucunya itu kembali terbuka.

Ravel yang dipeluk tiba-tiba pun hanya terdiam tak membalas. Hey ia bingung apakah dirinya harus berpura-pura amnesia atau tidak. Secara dari sifat dan kepribadiannya dengan Al sangatlah berbeda!

 𝙻𝚒𝚏𝚎 𝙾𝚛 𝙳𝚎𝚊𝚝𝚑Where stories live. Discover now