"Sorry, kak, gak bisa. Gue gak mau kasih nomor gue ke orang asing," Kania menolak dengan memberi ulasan jujur.
Senyuman Awan langsung sirna.
"Yaudah deh. Gue bakal ubah status gue di hidup Lo. Dari orang asing, jadi orang spesial," ujar Awan seraya menaik-turunkan alisnya dengan wajah tengil andalannya. Kania memaksakan senyumnya untuk pemuda di hadapannya ini.
"Terserah," balas Kania kemudian.
Tidak lama kemudian, akhirnya kakak Kania sampai juga. Kania bernafas lega, bisa terbebas dari buaya darat.
Setyawan meringis ngeri melihat penampilan Abang Kania. Wajah sangar berkumis dan janggut tipis, rambut yang lumayan panjang tapi nampak terawat, dan mengenakan outfit serba hitam. Jangan lupakan tindik yang menghiasi telinga kanannya. Gayanya terlihat seperti preman di mata Awan.
"Ngapain Lo?"
Pertanyaan itu di tujukan untuk Awan yang berdiri di samping Kania. Kania hanya diam, malah menunggu jawaban Awan.
Awan menatap Kania sekilas lalu membalas tatapan Abang Kania.
"Cuma nemenin Kania nungguin jemputan, bang," jawab Awan sedikit kikuk.
Abang Kania, Mahendra manggut-manggut kemudian menyuruh Kania naik ke motor dengan kode.
"Sorry, gue cuma bawa motor jadi gak bisa antar Lo pulang juga," ujar Mahendra kemudian memakai kembali helmnya, begitupun dengan Kania.
"Eh gak pa-pa, bang, gue bawa motor kok," balas Awan.
Mahendra mengangguk sekali, lalu tancap gas.
=
"Makasih ya, kak Fahri," ucap Vira seraya membuka helmnya lalu memberikannya pada Fahri.
"Iya, santai aja," balas Fahri sambil mengamankan helm itu kemudian menatap Vira.
"Kok kak Fahri bawa dua helm?" tanya Vira.
"Ya buat kamu, masa ngajak cewek pulang bareng tapi gak ada persiapan," jawab Fahri sedikit terkekeh.
"Kalo misal aku nolak, effort kakak sia-sia dong," ujar Vira lagi.
"Makanya jangan nolak kalo aku yang ajak. Kalo cowok lain boleh, tolak aja kalo perlu."
Vira tertawa kecil lalu mengangguk mengiakan.
"Libur semester biasanya kamu kemana?" lanjut Fahri bertanya.
"Emm, gak kemana-mana sih. Emang kenapa, kak?"
Fahri menggeleng, "Libur semester nanti, kamu ada rencana liburan?"
Davira diam, berpikir, kemudian menggeleng, "Nggak ada, kak."
"Liburan ke puncak bareng, mau?"
"Emm, aku minta izin mama dulu ya, kak," ujar Vira. Dalam hati ia mengiakan ajakan Fahri. Davira sangat suka jalan-jalan, apalagi ke puncak. Ia pernah sekali, dan itu sangat seru. Vira ingin pergi lagi dan lagi. Seperti sedang berpetualang, pikir Vira.
"Okay, aku tunggu jawaban kamu nanti malam. Aku pulang ya, bye, Vira."
"Bye, kak Fahri," Vira melambaikan tangannya sebelum berjalan masuk ke rumahnya.
"Assalamualaikum, mama, Vira pulang," teriak Vira setelah masuk ke rumahnya. Tetapi tidak ada sahutan.
"Mama!" Davira kembali berteriak. Masih tidak ada sahutan. Vira mengganti sepatu sekolahnya dengan sandal rumah miliknya lalu mulai menelusuri rumah untuk mencari mamanya.
"Mama mana, Bi?" Vira bertanya pada Bi Lili yang sedang bersantai di taman belakang, sepertinya sedang menikmati pemandangan kebun yang ia rawat sendiri.
"Mungkin di kamarnya, bibi juga gak liat," jawab Bi Lili.
"Kok gak nyahut ya, masa iya gak denger," gumam Vira bermonolog sendiri.
"Mau bibi bantu cariin nyonya, Vira?" tawar Bi Lili.
"Gak usah, Bi. Bibi lanjut liatin kebun aja, takutnya ada tikus curi mangga," balas Vira mengasal. Bi Lili pusing dibuatnya.
"Emang tikus doyan mangga?"
Davira mengecek kamar mamanya, dan benar saja, mamanya ada di dalam kamar sedang tidur.
Tidak masalah, waktu masih panjang. Vira bisa berbicara dengan mamanya nanti malam.
🌳
TBC
Sorry if there's a typo
ESTÁS LEYENDO
PLAYER \ VSOO
Novela JuvenilOn Going Player ketemu Player? Pertemuan di sengaja antara Davira dengan kakak kelasnya yang namanya sangat di agung-agungkan karena ia merupakan salah satu most wanted di SMA Alaska. Namanya Fahri Adi Pratama. Start: 2 April 2022 Finish: - _ bahasa...
