8.

104 23 24
                                    

Davira keluar dari kamar mandi sambil mengusap-usap rambutnya yang basah memakai handuk kecil. Gadis itu turun ke bawah menghampiri mamanya yang berada di dapur.

"Ma, Vira bantuin mama masak atau Vira jogging dulu?" tanya Davira meminta pendapat.

"Bantuin mama dulu sini. Tuh kamu masak sayur," jawab Mama Vira seraya menunjuk sayur bayam.

"Tapi nanti aku jadi telat jogging, Ma," ujar Vira lagi.

"Yaudah jogging aja dulu," balas Mama Vira.

"Terus siapa yang bantuin mama masak?" Vira memiringkan kepalanya menatap mamanya penuh kepolosan.

"Terserah kamu deh, Davira! Mama pusing!" seru Mama Vira yang dibalas gelak tawa oleh anak semata wayangnya.

"Yaudah Vira milih rebahan aja, mumpung masih sore, hehehe..."

"Kamu gak bantuin mama dan juga gak jogging, Davira?" Mama Vira menatap putrinya tajam dengan tangan berkacak pinggang.

"Hehe, mama masak sama bibi aja, ya," ucapnya. Kedua tangannya digabungkan di depan dada sambil mundur perlahan kemudian berbalik lari ke kamarnya.

Mama Vira geleng-geleng lalu kembali fokus memasak dibantu Bi lili. Mama Vira tidak masalah jika Vira tak ingin membantu memasak, dan juga mama Vira tak melarang jika Vira ingin ikut memasak. Karena ada Bi lili yang membantunya. Biasanya Vira hanya membantu membereskan rumah seperti menyapu bagian dalam dan luar rumah. Lalu setelah itu Bi lili melanjutkan mengepel lantai.

Saat melihat jam dinding, Vira kembali turun dan duduk di ruang tamu. Cewek itu berniat menyambut kepulangan ayahnya. Sudah jam 5 sore, itu berarti ayahnya sudah pulang, mungkin sekarang sedang dalam perjalanan.

Vira menaruh kakinya di atas meja kayu lalu disilangkan. Dengan santai menggulir beranda tiktok sambil makan snack yang ia bawa dari kamar.

Mendengar suara pagar yang berderit membuat Vira terkesiap. Ia berlari ke pintu dan membukanya lebar-lebar.

Terlihat ayah Vira keluar dari mobil lalu berjalan santai masuk ke rumah. Wajahnya yang semula masam berubah berseri melihat putrinya menunggunya di depan pintu dengan senyum lebar. Sontak ayah Vira juga tersenyum.

"Selamat datang di kerjaan, King," sambut Vira sambil menunduk selayaknya ia sedang menyambut seorang raja.

"Terima kasih sambutannya, princess Vira," balas ayah Vira menanggapi guyonan anaknya. Lantas Vira tertawa keras, saking kerasnya tetangga pun dengar karena mereka sedang di luar rumah. Dengan cepat ayah Vira menarik putrinya masuk, malu-maluin aja.

"Kenapa ketawa kayak gitu, Davira?" Mama Vira datang menegur.

"Gara-gara papa, Ma," jawab Vira sambil menunjuk papanya.

"Eh, Vira yang mulai duluan kok nyalahin papa?" sewot papa Vira tak terima.

Mama Vira geleng-geleng. Setiap hari kerjaan mama Vira tuh geleng-geleng saja karena tingkah laku anaknya yang random dan kadang susah diprediksi.

"Mama capek tau geleng-geleng terus, Davira," eluh mama Vira.

"Siapa yang suruh mama geleng-geleng?" balas Vira, yang dengan beraninya diangguki papa Vira.

"Kelakuan kamu tuh bikin mama geleng-geleng tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik!"

"Buset..." gumam Vira dengan kepala dimundurkan, "Padahal Vira itu anak paling kalem sedunia, kenapa dicap yang nggak-nggak," lirih Vira sok sedih.

Seketika lirikan sinis didapatkan Davira dari orang tuanya sendiri. Orang tua Vira be like: anak gue kalem? Anak gue? Kalem? Impossible!

Jangan heran, memang begini kelakuan mereka yang membuat suasana keluarga menjadi harmonis setiap hari. Vira yang ceria tapi random, papa yang selalu menanggapi candaan Vira, dan mama bagian geleng-gelengnya.

PLAYER \ VSOOWhere stories live. Discover now