🌻 Bagian 20

494 53 4
                                    

Selamat membaca guys ( ^▽^)
.
.
.
Tandai jika ada typo ya >_<
.
.
.
Sarannya juga boleh 😉👍
.
.
.

Tidak terasa dua bulan sudah berlalu dengan singkat, Arsha sudah sekolah dan menduduki kelas 5 SD. Arsha juga satu sekolah dengan Kelvan, adik dari Fauqi.

Selama itu pula, Arsha sudah tidak canggung atau malu-malu lagi berinteraksi dengan keluarganya. Apalagi dengan Zeyran, ia sangat manja dan selalu lengket bagai perangko pada abangnya.

Setiap malam, ia akan tidur dengan Zeyran setelah meminum susu dengan kepala yang di elus-elus. Di suapi ketika makan dan sesekali usil pada Zeyran yang sedang fokus mengerjakan tugas sekolah.

Pada pagi ini, Arsha membuka mata bulat nya lantas merenggangkan seluruh badan, sampai tangannya yang terangkat keatas mengenai rahang Zeyran yang masih terlelap.

Si kecil lantas mendongak ke atas, perlahan bangun dengan bantuan tangan. Segera mendekat dan merebahkan diri diatas badan sang abang.

Kepalanya berada di dada Zeyran, dengan posisi miring, sehingga sebelah pipi tembem nya tertekan.

Dari sini ia melihat sinar matahari yang menembus tirai yang masih tertutup, bayangan makhluk kecil bersayap yang hinggap di pembatas balkon dan berbunyi 'cuit cuit'

Tidak lama, mata bulat itu kembali terkatup dengan suasana pagi itu, suara burung yang bagai lagu pengantar tidur dan tubuh sang abang yang bagai awan empuk baginya.

Zeyran merasa terganggu ketika ia merasakan sesuatu yang berat di atas badannya, perlahan ia membuka mata dan mendapati sang adik yang tertidur pulas, ia mengulas senyum tipis. Lalu mengangkat sedikit kepalanya guna melihat wajah tidur Arsha.

Matanya kemudian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 9 pagi, untung lah sekarang hari libur. Jadi, ia tak perlu khawatir terlambat dan bisa bersantai.

Krukkk

Ups, jangan lupakan perutnya yang berbunyi, meminta untuk diisi.

Tubuhnya sedikit ia gerakan dan salah satu tangan nya memeluk badan Arsha agar tidak terjatuh. Segera ia dudukkan diri dengan bersandar pada kepala ranjang.

Kegiatan pertama yang ia lakukan adalah mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas, memeriksa apakah ada pesan atau notifikasi yang masuk. Benar saja, ada pesan dari sang ayah. Mengabari bahwa ia pergi berkencan dengan Sania, mamanya. Seharian dan akan pulang larut malam.

Ia diminta untuk menjaga Arsha dan kalau ada sesuatu yang penting telepon saja.

Tangannya mulai bermain di rambut sang adik, lalu turun ke pipi. Tindakannya itu cukup membuat Arsha terbangun dengan matanya yang masih sayu.

"Morning Asaa" ucapan itu Zeyran lontarkan sambil mengecup kedua pipinya yang berlemak.

Arsha menjawabnya dengan gumaman tidak jelas sambil mendusel kepalanya pada dada Zeyran. Yang di respon dengan senyum geli dari si abang.

Setelah itu, ia segera berdiri dan keluar kamar dengan Arsha dalam gendongan untuk turun mengisi perut.

Saat kakinya menyentuh lantai bawah, dapat Zeyran rasakan suasana rumahnya sepi, karena setiap akhir minggu, ART di rumahnya di perbolehkan pulang. Paling yang tersisa hanya beberapa bodyguard yang berjaga di pos dan titik tertentu untuk menjaga rumah, dan mereka pun juga akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi tentunya.

"Adek mau makan apa?" Tanya si sulung saat mereka berada di depan lemari pendingin makanan.

"Mauu Otii coklatt!"

"Ottee"

Zeyran mendudukkan Arsha sebelum menyiapkan sarapan, membuka bungkus roti gandum yang diolesi coklat dan ditutup kembali dengan roti di atasnya.

Ia pun segera menyajikannya pada Arsha yang langsung dilahap mulut kecilnya. Zeyran mengacak pelan rambut sang adik, lantas melangkah pada lemari putih yang terpasang diatas, membukanya dan mengambil 2 bungkus susu cokelat dan sebungkus mini marsmellow.

Setelah menuangkan air panas dan mengaduk perlahan, Zeyran beranjak kembali pada Arsha yang sudah melahap potongan terakhir roti cokelat.

"Mau nambah rotinya, hm?" Zeyran bertanya setelah meletakkan gelas di meja dan mengambil tempat di sebelah Arsha.

Arsha memandang gelas yang berisi susu cokelat yang mengepulkan asap, masih dengan mulut yang sibuk menguyah. Tidak lama, ia pandang sang abang sambil menggelengkan kepala.

Yang di jawab senyum gemas dari Zeyran, lantas mengusap pelan rambut Arsha sebelum kembali menyiapkan sarapan untuknya.

Setelah selesai sarapan dan mandi, abang adik itu kini tengah duduk santai di ruang keluarga dengan televisi yang menayangkan film sang kembar berbaju kuning biru.

Zeyran duduk selonjoran di karpet dengan Arsha yang berada di tengah kedua kakinya sambil mengunyah biskuit yang berada dalam toples.

Ting nong!

Bel rumah berbunyi dua kali-ralat, berkali-kali, menandakan sang tamu tidak sabaran.

Zeyran mempercepat langkah menuju pintu sambil menggerutu dalam hati.

Sabar napa!

Ketika ia membuka daun pintu, sesuatu melintas dengan cepat ke dalam, membuat Zeyran mengerjap pelan dan mematung, otaknya sedang memproses apa yang terjadi.

"Yeayy, main di lumah Alsaa." Di ikuti ucapan dari bocah yang menyusul masuk, sang tuan rumah pun hanya menatap panjang padanya. Setelah itu, ia baru menyadari bahwa ada satu pemuda lagi yang berdiri didepannya sembari menggendong balita laki-laki yang sedang enteng mengemut pacifer di mulutnya.

Dengan senyum tipis tidak berdosanya, ia langkahkan kakinya mengikuti dua orang yang telah masuk.

______________________

______________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🤍

Setelah 3 bulan ngga ada kabar, akhirnya aku updet lagii 😭 adaa yang masih nungguin?? 😆

Soalnya otak aku lagi stuck, ditambah banyak kegiatan plus UTS yang aku hadapin kemarin 🙏🫠

Suddenly Become a BrotherWhere stories live. Discover now