🌻 Bagian 16

604 85 3
                                    

Selamat membaca guys :)
.
.
.
Tandai jika ada typo ya >_<
.
.
.
Sarannya juga boleh 😉👍
.
.
.

Zeyran mematikan mesin motor lalu melepas helm full face dan meletakkan nya pada tangki motor. Lalu membawa kedua kakinya ke dalam rumah.

Dia mengacak rambut, lantas berdecak lidah kala tangannya merasakan basah dan badannya juga lengket akibat keringat.
Ia ingin mandi dan mengguyur seluruh tubuh nya dengan air.

Begitu Zeyran masuk, suasana rumah nya sepi. Sambil terus melangkah, pemuda dengan tas yang di sandang di pundak itu terus mencari keberadaan Sania atau Arsha.

Sampai suara dari arah taman belakang membuatnya melangkah mendekat dan berhenti di depan pintu kaca yang menghubungkan langsung dengan taman.

Dari sini bisa Zeyran lihat, Arsha tengah asik bermain di rumput dengan beberapa mainan dan sang mama yang mengawasi dari gazebo.

Zeyran memilih berbalik menuju kamar, memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum menemui mereka.

________■□■________

"Abang!"

Panggilan nyaring itu membuat Zeyran yang sedang turun tangga dengan tampilan fresh menoleh, mendapati sang adik yang tengah berlari kecil ke arahnya.

"Adek, jangan lari sayang. Nanti jatuh." Sania yang melihat nya langsung angkat suara.

Hap!

Zeyran pun langsung menangkap Arsha dan mengangkatnya ke dalam gendongan, ketika dengan sengaja adiknya melompat padanya.

"Hm, dah nakal ya sekarang." Zeyran mencuri satu kecupan pada pipi Arsha. Tapi setelah itu, muncul kecupan-kecupan kecil lainnya.

Arsha terkekeh geli, lantas menyembunyikan wajahnya ke leher sang abang agar berhenti mengecupi nya.

"Udah makan, bang?" Pertanyaan itu di jawab gelengan oleh Zeyran.

"Ya udah, mama mau manasin lauknya dulu, kamu tunggu di meja makan aja ya." Sania segera beranjak ke dapur dengan Zeyran yang mengikuti dari belakang sembari menjahili Arsha, seperti menggigit kecil tangannya, membuat muka konyol dan menggelitikinya.

"Makasih ma." Ungkapan itu ia lontarkan ketika Sania menyajikan satu piring makanan di meja makan. Sang mama tersenyum sebagai balasan dan ikut duduk bersama kedua putranya.

Zeyran lantas mulai menyuap nasi dengan potongan ayam kecap serta sayur bening ke mulutnya. Sembari mengunyah, pemuda delapan belas tahun itu menundukkan kepala guna melihat sang adik yang kini tengah berada di pangkuannya. Mata dengan binaran itu menatap terus ke arah piringnya. Membuat Zeyran membuka suara.

"Adek mau?" Zeyran menyodorkan sesendok pada Arsha yang kini mendongak menatapnya. Tak lama setelah itu baru melahap suapan dari Zeyran.

"Giliran sama abangnya lahap banget ya makannya, tadi waktu makan sama mama dikit banget." Ucapan Sania yang bertopang dagu membuat Zeyran menoleh pada sang mama yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

Tawa samar terdengar dari mulut pemuda itu, lantas dengan nada jenaka bertanya pada Arsha.

"Iya dek?"

Arsha yang mendengar itu buru-buru menggelengkan kepalanya, "Nda, bukan gitu. Asa lapar lagi, makanya makan Asa banyak....." Si bungsu menjeda ucapannya, lantas mata nya yang tadi menatap sang abang beralih pada wanita paruh baya di depannya.

Suddenly Become a BrotherDove le storie prendono vita. Scoprilo ora