🌻 Bagian 6

2.5K 260 3
                                    

Selamat membaca teman :)
.
.
.
Tandai jika ada typo ><
.
.
.
Koreksinya juga boleh 😊
.
.
.

Zeyran memandang ke arah luar jendela pesawat, setelah memperbaiki posisi selimut Arsha yang tertidur pulas sejak 15 menit yang lalu. Bocah kecil itu terlihat antusias sejak mereka memasuki bandara.

Langit biru cerah, dibubuhi awan seputih kapas. Yah, hanya pemandangan seperti itulah yang terlihat di ketinggian seperti ini.

Pemuda itu lantas kembali fokus pada macbook ditangannya. Melanjutkan flim action yang baru seperempat diputar.

Perjalanan masih panjang, sekitar 5 jam lagi pesawat akan mendarat di Indonesia.
Untuk itu, ia mengisi waktu luangnya dengan menonton saja.

》》》《《《

Zeyran dengan Arsha yang masih tertidur di gendongan koala berjalan menuju sebuah pajero hitam dengan seorang supir yang telah menunggu di parkiran bandara.

"Selamat datang, tuan muda"

Sambutan itu dibalas senyum dan ucapan 'terima kasih' oleh Zeyran.

Setelah memasukkan koper di bagasi, mobil itu pun segera tancap gas.

Zeyran membenahi pakaian adik kecilnya yang sudah bangun, ketika tiba di depan rumahnya. Setelah itu, bersiap-siap untuk masuk menemui seseorang yang tengah di ridukan pemuda itu.

Tapi....

"ZEY!!"

Dari arah depan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun berteriak lantas berlari melewati anak tangga kecil. Membuat Zeyran yang melihat nya membulatkan mata.

"Mama..."

Grep!

Sebuah pelukan hangat menyambutnya, suatu hal yang sudah sangat di rindukan. Kedua tangannya pun balas memeluk lembut tubuh ibunya.

"I miss you, mom..."

Perkataan itu membuat sang ibu membulatkan mata dan menatap wajah sang anak yang tengah tersenyum lembut padanya.

Tak lama, kedua sudut bibirnya ikut terangkat, seolah memang sudah menunggunya, menangkup wajah Zeyran sambil berkata.

"Me too. Welcome home"

Hatchi!

Suara itu berhasil menarik atensi anak dan ibu itu, Arsha yang tengah menghirup ingus menggosok hidungnya, sehingga terlihat merah.

Mama Sania yang melihat sontak berteriak.

"Ya ampun, my son. Sini sini sama mommy"

Ucap Mama Sania heboh sambil merentangkan tangannya.

Arsha yang melihat itu pun, sontak bersembunyi di belakang tubuh Zeyran sambil memegang erat kakinya.

Sang abang yang melihat pun tersenyum geli, lantas mengelus lembut adiknya. Yang berhasil membuat Arsha mendongak.

Tatapan mata sang abang seolah memberitahunya, tidak apa-apa, jangan takut.

Perlahan, akhirnya Arsha melangkah pada Mama Sania yang dengan senang hati menyambut dan langsung membubuhi si kecil dengan kecupan di seluruh wajah.

"Kya, anak siapa si ini? Ya anak mami dong"

Zeyran yang melihat kelakuan mamanya, menggelengkan kepala.

Sudah tidak heran lagi.

______■□■______

Ceklek

Zeyran langsung disambut aroma citrus dan lemon saat membuka pintu, kondisi di dalam nya rapi, bersih dan nyaman.

Angin sepoi-sepoi yang masuk melalui jendela balkon yang dibuka membuat terasa sejuk.

Zeyran meletakkan tas di bawah tempat tidur, dan langsung merebahkan tubuh nya, menerawang langit-langit kamar.

Saat ini Arsha sedang bersama mamanya, berjalan keliling mansion. Mamanya sangat bersemangat apabila telah menyangkut anak kecil.

Dan mamanya juga sudah tau tentang Arsha, jadi tidak ada masalah.

Sekarang ia tahu, kenapa saat itu berada di luar negeri, saat itu sedang libur kenaikan kelas, maka sang papa menelpon, memberitahu bahwa ia harus ke sana sekarang.

Zeyran sekarang harus menunggu kepulangan papanya dan menanyakan kenapa dan bagaimana bisa Arsha ditemukan.

Serta mendengar penjelasan mengenai apa yang dia tanya lusa kemarin dengan sang papa.

Ceklek

Zeyran menoleh ketika pintu kamar di buka, dan terlihatlah makhluk kurcaci yang berlari ke arahnya.

"Abang!!"

"Hm? Kenapa dek?"

"Tadi mommy ajak Asa ke taman, tamannya besaaaar, banyak bunga warna warni"

Zeyran bangkit dan membawa Arsha ke pangkuannya, mengusap rambut cokelat hazel itu dengan lembut, berucap.

"Hm? Terus?"

"Disana juga ada banyak burung putih, ada tempat duduknya juga bagus, bang. Ada atapnya"

Zeyran pun terkekeh geli mendengarnya.

"Adek suka?"

Pertanyaan sang abang di jawab anggukan antusias oleh Arsha.

Selanjutnya, ruangan itupun di isi oleh celotehan Arsha dan tentu saja Zeyran yang senantiasa mendengar.

Sania berniat untuk mengajak dua anaknya untuk makan, ia yakin selama di pesawat, mereka hanya makan makanan ringan, cocok untuk pengganjal perut.

Saat Sania membuka pintu kamar Zeyran, ia mendadak terdiam melihat kedua putranya tengah tertidur dengan posisi  yang menurutnya lucu.

Zeyran yang posisinya telentang, dengan satu tangannya di peluk erat oleh Arsha. Dan yang pasti......

Mereka berdua mendengkur.

Keras pula bunyinya.

____________

____________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🤍

Suddenly Become a BrotherWhere stories live. Discover now