Chapter.8 Pembangunan Pertahanan Tambahan

463 47 4
                                    

-Day 7.

Sudah 2 hari penuh berlalu sejak aku terbangun setelah pingsan di pertarungan ku melawan Serigala raksasa yang sebelumnya.

Noir... Kalau aku tidak salah.

Karena bajingan itu membunuh salah satu anakku, aku memutuskan untuk membunuhnya bahkan meski itu akan menyulut perang dengan para Werewolf yang lain.

Tentu, aku juga sudah menyiapkan rencana untuk memenangkan perang ini. Aku juga sudah menjadi jauh lebih kuat setelah memperoleh banyak EXP dari membunuh bajingan itu, sih.

Namun... Aku sekarang sedang berada dalam masalah yang lain.

"Em... Anak-anak? Apa mama benar-benar tidak boleh keluar juga hari ini?"

Menanggapi pertanyaan ku, salah satu dari anakku... Ah, kupanggil saja No.1, yang sebelumnya pernah kupeluk, menjawab dengan menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menyilangkan kaki depan nya.

"B-begitu..."

Mereka melarangku untuk bahkan meninggalkan sarang semenjak pertarungan ku dengan bajingan itu sebelumnya.

Atau lebih tepatnya, No.1 yang melarangku.

Anak-anak yang lain juga sepertinya menjadi sedikit lebih protektif pada ku sejak saat itu, namun mereka tidak pernah mencoba untuk menghalangi ku untuk melakukan sesuatu.

Hanya No.1 sajalah yang melarangku.

Selain itu, sebelum aku menyadarinya, sepertinya dia juga sudah mengambil kursi pemimpin diantara anak-anak yang lain.

Meski... Sungguh, satu-satunya pekerjaan anak ini hanyalah berdiri di depan pintu keluar sarang, memastikan agar aku tidak kabur atau semacamnya.

Anak-anak yang lain sepertinya bertugas untuk berburu dan membawa makanan ke sarang. No.1 bahkan mengatur jadwal agar anak-anak yang lain berburu secara bergantian secara berlompok dengan sistem yang menyerupai sistem shift kerja.

Aku sedikit heran akan kepemimpinan No.1 yang secara tak terduga sangat kompeten. Namun... Yah, kurasa itu hanya salah satu dari keajaiban dunia lain? Untuk saat ini, aku hanya akan menganggap nya seperti itu.

Dan setelah itu adalah aku. Di sarang, aku hanya bertugas untuk memasak semua hasil buruan mereka dan... Bertelur.

Ya, kau tidak dengar.

Aku mulai memperluas lokasi sarang kami dengan menggunakan jaring ku, membuat sebuah ruangan raksasa dengan bentuk seperti kepompong panjang yang menempel di sisi dinding dan mengisi setengah dari ruangan itu dengan telur-telur yang baru.

Awalnya No.1 juga melarangku untuk melakukannya, namun dia membiarkan ku untuk setidaknya melakukan hal ini setelah aku mengatakan padanya bahwa ini demi keamanan dan memperbanyak anggota koloni laba-laba kami.

... Untuk saat ini, belum ada anak-anak lain yang terbunuh dalam perburuan mereka.

Bahkan sampai saat ini pun aku masih mengingat tatapan yang diberikan anak itu sebelum terbunuh di tangan Bajingan itu.

Anehnya dia tidak terlihat menderita. Dia bahagia, matanya terlihat sangat penuh akan harapan.

Apakah itu karena dia melihat ku, ibunya?

Namun, justru karena dia seperti itulah aku merasa sangat bersalah pada anak itu karena tidak bisa menyelamatkan nya.

Aku tidak ingin kehilangan satu pun dari mereka.

Meskipun mereka hanyalah monster yang ku buat dari skill ku sekalipun, mereka semua tetap anak-anak ku, mereka terhubung langsung padaku dalam suatu hubungan yang lebih dari suatu hubungan antara ibu dan anak. Mereka adalah bagian dari jiwa ku.

[Remaked On Another Book]Where stories live. Discover now