06 ~ First Time

Mulai dari awal
                                    

✦✦✦

"YESS...YUHUU" terdengar sebuah sorakan laki-laki menggema di dalam sebuah kamar. Laki-laki itu bersorak karna gembira perempuan yg menarik perhatiannya mau diajak berangkat kesekolah barengan. Ya, dia adalah Alvan. Timingnya mengajak Leyvana berangkat bersama sangat pas disaat gadis itu bingung bagaimana cara pergi kesekolah kalau mobilnya sedang tidak bisa dipakai. Beberapa menit kemudian, pintu kamarnya itu tiba-tiba terbuka, nampak Mike yg sedang berdiri diambang pintu itu.

"Lo kenapa pagi buta dah teriak-teriak?!?" tanya Mike yg tiba-tiba datang itu. Iapun langsung duduk di kursi meja belajar milik Alvan.

"Lah, kapan lo datang?" tanya Alvan balik.

"Tadi lah, tadi gw ketemu ayah sama bunda lo dulu. Kata bibi, tadi lo teriak-teriak."

"Masa? Gw senang, Leyvana mau berangkat kesekolah bareng gw." jelas Alvan.

"Jadi lo pagi ini berangkat sama tu cewek?" tanya Mike. Tak heran sepupunya ini memang pandai mendekati seorang gadis. Didukung dengan sifat macho, wajah yg tampan dan coolnya membuat setiap gadis yg melihatnya pasti terpesona. Tapi walaupun begitu, Alvan tidak sembarangan memilih perempuan yg ia sukai. Dan juga untuk mike, jangan salah, ia sama cool, macho dan tampannya seperti Alvan, namun berbeda dengan Alvan yg sedikit sedikit lebih humble, ia memang cenderung lebih pendiam, dingin bagaikan kulkas 8 pintu jika dengan orang lain atau jika diluar. Tetapi dibalik semua itu, ia adalah orang yg sangat baik.

"Yaiyalah, masa enggak," jawab Alvan.

"Padahal gw mau ngajak lo berangkat bareng tadi," ucap Mike.

"Sorry bro, besok-besok ya. Crush gw nungguin nih, bye." ujar Alvan seraya memakai jaket varsity nya, lalu pergi keluar kamar meninggalkan Mike terlebih dahulu.

✦✦✦

"Nak, kamu mau naik bus umum juga?" tanya seorang wanita tua pada Leyvana.

"E-eh, enggak buk, saya lagi nunggu...nungguin teman saya" jawab Leyvana. Saat ini ia sudah berada di sebuah halte bus. Kebetulan halte bus itu sedang ramai banyak orang menunggu pagi ini. Jadi tak salah, jika orang-orang mengira Leyvana akan naik transport umum itu padahal tidak.

"Oalah, kirain. Kenapa menunggu temannya disini?" tanya wanita tua itu lagi.

"Ngak papa buk, emm kalau gitu...saya tunggu disitu aja, permisi buk." ujar Leyvana seraya tersenyum dan segera pamit sedikit menjauh dari kerumunan itu. Tak lama sebuah motorsport berhenti didepannya. Ya sudah bisa ditebak itu adalah Alvan. Ia lalu membuka atau menaikan kaca helm fullface nya dan terlihatlah mata indah nan tajam milik Alvan.

"Kak Alvan" seru Leyvana.

"Udah lama nunggu?" tanya Alvan.

"Ngak juga, yaudah ayo berangkat, ntar kita telat kayak dulu lagi!" Jawab Leyvana.

"Nih, Pakai dulu helm nya!!" perintah Alvan lalu ia menyodori sebuah helm fullface miliknya yg lain.

"Kenapa harus? Kan sekolahnya ngak terlalu jauh juga," Ujar Leyvana.

"Karna..." Alvan pun segera turun dari motornya dan berdiri dihadapan Leyvana.

"Karna keselamatan lo lebih penting." lanjutnya dengan suara berat. Alvan merundukan kepalanya menatap Leyvana yg tingginya hanya sebatas bahunya itu. Leyvana yg mendengar itu langsung tersipu wajahnya sedikit memerah. Tanpa babibu, Alvan langsung memakaikan helm yg ia pegang itu kekepala Leyvana. Apa yg Alvan lakukan itu membuat jantung Leyvana berdeba ia lalu mendongkak melihat wajah laki-laki dihadapanya itu. Mata coklat yg indah dan tajam, wajah Alvan yg ditutupi helm saja masih terlihat tampan, tidak salah jika banyak perempuan yg tergila-gila padanya.

Emerald FlockenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang