03 ~ something new

12 3 0
                                    

"The world is round and a place that looks like the end may also be the beginning."

🌗🌗🌗

.

.

.

      Saat ini, suasana terasa canggung. Bukan karna apa, tetapi ketujuh siswi yg ada didalam gudang sekolah itu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Buk Cahya yg sedari tadi memperhatikan mereka, menghela nafas dan mulai berbicara.

"Kenapa kalian hanya diam? Apa kalian tidak percaya dengan kekuatan itu?"

"Kami...tidak tau harus mempercayainya atau tidak." Jawab Leyvana dengan suara pelan.

"Y-ya, maksud kami, bagaimana mungkin ki-kita masih harus mempercayai hal itu dizaman modern ini," sambung Layza.

"Kalau kataku 'Apapun bisa terjadi di Dunia ini', ya... begitulah." ujar buk Cahya.

"Tunggu, kekuatan macam apa yg kami miliki?" tanya Eiv yg sedari tadi penasaran. Ya...bukan Cuma Eiv tetapi semua temannya juga.

"Pertanyaan itulah yg kutunggu sedari tadi." Ujar buk Cahya dengan senyum manisnya.

      Dengan segera, Buk cahya langsung menuju ke sebuah tumpukan kardus. Kardus-kardus itu sepertinya berisi buku-buku tua. Setelah digesernya tumpukan kardus itu. Terdapat sebuah pintu persis seperti Trap Door ditempat tepat dibawah tumpukan kardus itu diletakan. Saat buk Cahya membukanya, Trap Door itu menunjukan sebuah tangga yg sepertinya menuju ke sebuah ruangan bawah tanah.

"Ayo, ikut saya!!" Perintah buk Cahya. Ia lalu berjalan menuruni tangga tersebut.


✦✦✦


      Setelah menuruni beberapa anak tangga. Tibalah mereka di sebuah ruangan yg berisi penuh senjata. Heran? Tentu saja. Mengapa ada ruangan semacam ini di sekolah?

"Ini semua terasa aneh" batin Leyvana.

"Woah...apa semua ini?" tanya Layza dengan mata berbinar.

"Ini adalah semacam ruangan rahasia, tempat dimana kami menyimpan berbagai jenis senjata." jelas buk Cahya.

"Apa maksud dari 'kami'?" tanya faaza merasa ada yg janggal.

"Sudah, lupakan, sekarang sialahkan pilih senjata yg kalian mau!!" titah buk Cahya seraya tersenyum.

"Sungguh?" tanya Ochi Memastikan.

"Ya, kenapa tidak," ujar buk Cahya.

Mereka pun mulai melihat-lihat semua senjata. namun, dari berbagai jenis senjata, senapanlah yg menarik perhatian Leyvana. Ia mengambil salah satu senapan laras panjang.

"Mungkin aku akan mengambil yg ini." ucapnya pelan. Ia memegangi senjata yg bentuknya seperti senapan 'Lee-Enfield' itu, menelusuri detail demi detailnya.

"Wow...apa itu 'Lee-Enfield'? Kau pemilih yg bagus Leyva," tiba-tiba sebuah suara disamping Leyvana mengejutkan nya.

"Layza...Aku tidak tahu, aku tidak pernah tau segala hal tentang senjata." ujar Leyvana.

"Oh ayolah, kau pasti menggunakan pisau untuk memotong sesuatu saat memasak kan? Pisau bisa juga termasuk salah satu senjata, menurutku,"

"Tunggu barusan kita ngomong pakai Aku-Kau? Itu terasa aneh," lanjut Layza.

Emerald FlockenWhere stories live. Discover now