36• Fakta

Mulai dari awal
                                    

Keluar dari area pemakaman, Bara dikejutkan oleh banyak polisi yang tengah mengerubungi jalan masuk area pemakaman. Seperti telah direncanakan sejak awal. Tapi Bara malah kebingungan, apa lagi kali ini?

"INI DIA PEMBUNUH!!" seruan kencang itu membuat Bara terkejut bukan main. Siapa pembunuh?

Bara menatap pada Hans yang menegang.

Apalagi ini?

Dan kenapa ada Bunda Farah? Dan suara tangisan yang menyayat hati itu membuat Bara dilanda gelisah bukan main. Terlebih ketika mendapati kekasih hatinya beserta adiknya dan banyak orang lainnya ikut mengerubungi Bara dan Hans dengan  tatapan yang tak bisa Bara perkirakan.

"TANGKAP DIA PAK! PEMBUNUH! KAMU PEMBUNUH!!"

"Bun..." Hanin mencicit seraya ikut menangis. Bunda Farah yang sering Bara lihat wajah ramahnya tak terlihat sama sekali.

Tanpa kata apapun, kedua orang polisi langsung mengikat Hans dengan borgol, membuat Bara panik.

"Kenapa Papa saya diborgol hah?!"

"Akan kami jelaskan di kantor--"

"GAK! NGAPAIN PAPA GUE LO TANGKAP HAH?! "

"BARA!" Hans yang tadi di pemakaman begitu hangat padanya seketika membentak Bara.

Bara terdiam kaku, kepergian Hans beserta tangis Bunda Farah yang terus beriring membuat Bara tak sadar ketika wajahnya telah tertoreh kesamping dan ternyata pelakunya kekasihnya sendiri.

"N-nin, P-papa--"

"PEMBUNUH!!"

Bara menatap terkejut, berusaha meraih tangan Hanin. Tapi, Hanin malah menangis membuat Bara panik.

"KENAPA KELUARGA KALIAN JAHAT HAH?!! APA SALAH KELUARGA GUE SAMA LO HAH HIKS!! APA SALAH AYAH SAMA KELUARGA LO HAH!! K-KENAPA B-BARA?! GUE TANYA K-KENAPA?!"

Bara berusaha menahan Hanin yang memukuli dadanya, namun langsung ditepis oleh Hanin.

Kekasihnya yang begitu manis dan lembut itu menunjuk wajahnya dengan tatapan benci. Jantung Bara berdebar tak terkira, kali ini bukan karena perasaan cintanya yang menggebu, tapi khawatir yang melanda begitu membuatnya dilanda sesak tak terkira.

"N-in..."

"PAPA LO BUNUH AYAH GUE!"

Deg!

Ucapan itu jelas menghantam dada Bara. Tidak mungkin! Ini hanya salah paham! Ayahnya tidak sekeji itu!

"APA SALAH KELUARGA GUE DEBARA?! LO EMANG PINGIN NGEHANCURIN KELUARGA GUE KAN?!"

TIDAK! dalam hati Bara ikut berteriak keras.

"PAPA LO BUNUH AYAH! TEMEN LO BIKIN REY KECELAKAAN! DAN LO SENGAJA PACARIN GUE CUMA KARENA ALAT BALAS DENDAM?!"

Ucapan Hanin kali ini berhasil membuat Bara tak bisa berpikir jernih.

"G-GAK NIN!"

Plak! Bara merasakan kembali panas menjalar di area pipinya, tapi tak sesakit dan sesak di area dadanya.

"TERUS APA BARA?! LO SAMA JAHATNYA SAMA BAJINGAN I-ITU! RESPA U-UDAH BILANG SEMUANYA!! GUE B-BENCI LO!!"

"NIN--"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Tubuh Bara dihantam keras oleh pukulan Reyyan Adharta, adik Hanin itu memandangnya begitu marah. Bara tahu dia juga salah, tapi tidak sepenuhnya seperti itu. Dia hanya butuh didengarkan sebentar saja. Tapi Hanin menolak, apakah selamanya ia tak pantas mendapatkan kebahagiaan itu?

Bugh!

Bugh!

Devon yang juga ada di sana, segera menarik tubuh Rey menjauh dari Bara. Sedangkan Hanin hanya bisa menangis. Kebenaran ini tak pernah ia sangka sebelumnya akan jauh lebih menyakitkan.

Bara mengabaikan rasa sakitnya, masih berusaha menahan Hanin.

Ucapan Hanin selanjutnya membuat Bara seolah kehilangan oksigen, "KITA PUTUS!"

Hanin pergi begitu saja, setelah menyisahkan Bara yang kesakitan. Bara memejamkan matanya, itu tidak seperti Hanin yang selalu mengkhawatirkannya. Apakah setidak pantas itukah ia bahagia?

"JAUHIN KAKAK GUE! JANGAN PERNAH BERHARAP AKAN MASUK KE DALAM KEHIDUPAN KAK HANIN LAGI!! KARENA MANUSIA BRENGSEK KAYAK KELUARGA LO GAK PANTES DAPETIN KAK HANIN!"

"REY UDAH!" Rey diseret pergi dari area pemakaman, menyisahkan Bara yang terkapar di tanah dengan berlumur darah.

Bara menangis, air mata yang telah bercampur darah itu Bara abaikan. Ini sakit, ini sesak, ini menyakitkan tapi kenapa Tuhan seolah menutup matanya melihat ini?

Apakah ia sehina itu untuk dicintai?

Apakah ia memang tak bisa dimaafkan lagi?

Apakah ini pertanda jika Bara tak perlu berharap lebih pada rasa bahagia itu?

Bara memejamkan matanya, tolong katakan pada Bara ini hanya mimpi buruk saja, karena ia tak akan  pernah sanggup menghadapi ini.

°°°

Plis gue mewek sendiri😭

Baraaa peluk jauh ya soalnya kan beda dimensi wkwkw

Cukup segini gak konfliknya atau mau yang lebih lagi?

Udah liat Bara kesakitannya? Atau mau nambah dulu nih?

Tim yang seneng Hans masuk penjara mana?

Yang dendam sama Hans mana?

Yang pengen Hans dapat karma mana??

17.07.23

sindiaa_

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang