09• Kecelakaan

220 84 36
                                    

Bukan tentang seberapa lama rasanya tapi tentang seberapa serius dirinya, pada dirimu atau hanya pada ambisinya yang terlalu menggebu

°°°

Seusai Hanin menceritakan kronologis kejadiannya hingga berakhir dengan nomor Bara yang ada di room chat-nya, dan belum juga ia balas hingga sekarang. Sontak saja Elisya menggebrak mejanya, dan lalu banyak pasang mata memperhatikan mereka berdua.

"Ca..," tegur Hanin, meringis malu karena ditatap aneh teman sekelasnya.

"OMG Nin! Demi apa?! Speechless gue gila! Blok jangan sampe Lo save!"

Hanin mengerutkan keningnya.

"Emang gak di save caaa."

"Bagus. Tapi-- astaga duh kok bisa sih Nin??" Elisya kembali duduk, nampaknya cukup pusing memikirkan masalah Hanin.

"Kok bisa apa sih Ca?"

Ini, ini yang Elisya tak suka pada Hanin. Tak bisa mengerti titik pembahasan yang jadi permasalahan.

"Lo! Pokoknya gak boleh deket-deket ama tuh orang. Kalo Lo deket ama Kak Geon pasti gue dukung Nin!"

"Ish lo mah! Kita diem-diem suka sama Kak Geon itu aja dia gak pernah peka. Ngapain juga sih?"

Eh?

"Jadi maksudnya Lo mau pindah haluan ke temennya hah??!"

Lah?

"Ih mana ada Ca! Emangnya kenapa sih Ca? Setelah gue pikir-pikir orangnya gak seburuk itu juga."

"Niiiinn.., jangan bilang Lo udah kena peletnya?"

"Ngaur!"

"Lo naksir dia?"

Dih!

"Caaa, kan dari awal cerita gue cuma ngomong 'dia baik kok, tapi emang agak serem' darimana letak gue sukanya?"

"Ya Lo berubah pikiran buat gak perduli sama Kak Geon lagi. Jangan bilang deh ya Lo care ama dia? Terus mau jadiin dia temen, friendzone terus jadian--"

"Astagfirullah Elisya! Lo kalo sekalinya nyebelin, parah banget ish!"

"Gue gak mau tau ya Nin, sampe Lo terlibat skandal ama tuh orang, jangan libatin gue!"

"Skandal apa Ca? Apa salahnya sih kalo cuma buat kenal doang?"

"Nin Lo mau Devon sampe ngamuk sama Lo?"

"Lah apa hubungannya Elisyaaa?"

Elisya mendengus sebal.

"Lo belum cerita ama Devon?"

"Buat apa?"

"Fiks lo bakal jadi buronan!"

Hah?!

Baru saja hendak kembali berbicara, handphone milik Hanin mengganggu obrolan mereka.

"Bentar," seru Hanin.

Bundaa♥
Kak toko bunda dibobol maling semalam
07.12

Jantung Hanin berdetak tak karuan, rasa cemas sekaligus panik membuatnya gemetaran mengetikan balasan. Mungkin karena terlalu lama, sang Bunda kembali mengirimi pesan.

Bundaa♥
Tapi gpp kok, semua karyawan jg aman
Bunda cm ngabarin kakak biar gak kesini dlu sm adek
07.15

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang