Bab 16

681 65 111
                                    

Ini sudah pagi dan Travis masih belum bangun. Kedua kakak nya itu senantiasa menemani Travis di rumah sakit. Pagi Agi sekali tadi, Vita dan Deri orang tua angkat Daniel berkunjung menjenguk Travis. Sekalian membawa makanan untuk Daniel dan Jun.

Sudah 1 hari juga Justin tidak muncul. Kemana anak itu? Apa sibuk sekali sampai tidak bisa menjenguk adiknya sebentar saja?

"K-kakak"

"Anjing. Jun, woy kebo. Panda bangun monyet. Adek lu sadar!!" Daniel guncangin tubuh Jun tapi anaknya kebo banget.

Jadilah Daniel menghampiri Travis. Tersenyum menatap ke arah adiknya yang kini sudah sadar.

"Ada yang sakit hm?" Tanya Daniel.

Travis menggeleng. "Kak Juju mana?" Tanya Travis.

"Katanya masih sibuk, jadi mungkin siang nanti kesini paman rese itu bareng Justin" jelas Daniel.

Travis mengangguk. Ia melirik Jun sebentar. Masih ngebo? Tu anak belajar mati atau begimane? Udah mah molor nyenyak banget, mulutnya kebuka. CK CK CK.

"Avis kira sifat ngebo nya udah ilang. Taunya avis salah"

Daniel tertawa. "Bisa aja kamu. Coba lempar bantal" Daniel mengambil satu bantal di sofa dan memberikannya kepada Travis.

"Lempar"

BUGH!

"ANJING METEOR!"

Daniel dan Travis tertawa. Travis ketahan ketawanya gara gara sakit karena abis operasi.

"Aaaaaa anjing banget lu kak. Gue ngantuk bangke" maki Jun.

"Lagian kebo banget. Nih adek udah bangun!"

Jun menatap lekat Travis yang sejak tadi menertawakannya. Emang ya, bocah gendeng. Baru sadar juga tetep aja masih iseng.

"Nyebelin asuuuuu"

"Asuu itu apa kak?"

Pletak.

"SAKET ANJE—MPPHHH!!!"

Mulut Jun di bekem sama tangan Daniel sedangkan Daniel senyum manis ke adeknya.

"Asu tuh artinya aku suka kamu. Iya, itu" jelas Daniel.

Travis mengangguk. "Berarti kalo avis mau nembak kak Zua avis bilang gini ya? 'kak Zua asuuu' gitu?"

Daniel menelan ludahnya kasar. "Ga gitu sayang. Udah ah, jangan dengerin omongan kakak kamu yang satu ini. Rasa stres emang."

Travis terkikik geli.





































"Maaf, paman izin tutup ya? Tidur nyenyak.."

Damar mengecup singkat kening yang sudah ia anggap sebagai anaknya. Sosok yang sangat ia banggakan meski tidak terlalu dekat, tapi ia sangat menyayangi sosok itu.

Damar menutup tubuh anak itu dengan kain putih. Setelahnya, ia menghapus air matanya lalu pergi meninggalkan ruang jenazah tersebut.

































Travis hari ini makan banyak sekali sampe pihak rumah sakit bingung harus gimana sedangkan jatah bubur pasien harus sesuai dengan jam makan pasien. Tapi Travis udah abis 3 mangkuk bubur:).

"Dek udha atuh ih meledak tuh perut ntar!"

Travis mendelik. Menatap tajam Jun. "Yang makan siapa?"

"Kamu"

LOST MEMORIES [SELESAI✓]Where stories live. Discover now