Bab 3

686 70 127
                                    

Warn : alur agak ngebut dikit.

Happy Reading-!!

•••••

Setelah kejadian lagi tadi yang bertengkar akibat Travis menendang Justin saat sedang tidur, Justin menyerang sang adik dengan menyembunyikan wajah adiknya di selipan ketek dia, sampe sampe kepergok sama Bi Imas sampe Justin harus ngalah di marahin Bi Imas gara gara iseng ke adeknya.

Sebenernya, Travis minus akhlak juga nurun ke kakak nya. Bisa bisanya Justin ga nyadar sama sekali.

Hari ini mereka berada di taman bermain seperti biasa menemani bocil Travis yang kepengen main ayunan udah kek orang ngidam. Enggak, canda doang kok.

Justin bilang, dia mau beli camilan dulu sama minuman, jadi Travis di tinggal sendiri di ayunan sambil main puzzle pake ponsel Justin. Travis mah anteng kalo di kasih game puzzle apalagi mainnya di ayunan behh, sibuk sama dunianya sendiri.

"Permisi?"

Travis menjeda sebentar game nya, ia menatap polos ke arah lelaki yang menyapanya. Lelaki itu bersurai blonde, memakai topi hitam dan masker hitam serta jaket Levis hitam.

"Boleh numpang duduk sebentar?" Tanya orang tersebut.

Dengan polosnya Travis mengangguk. Ia mempersilahkan lelaki tersebut ikut duduk di depannya sedangkan dirinya melanjut kan acara bermain puzzle nya, takut kalah dan nanti poin nya berkurang Travis tuh.

Lelaki itu terus memperhatikan tiap inci wajah Travis.

"Tetap lucu."

Travis yang sadar kalau dirinya sedang di perhatikan oleh orang tersebut pun merasa risih dan langsung menatap balik lelaki itu.

"Om jangan natap kayak gitu, serem." Cicit Travis.

Lelaki itu terkekeh. "Maaf, maaf. Oh ya, siapa nama kamu? Saya mau berkenalan saja" tanya lelaki itu.

"Avis" jawabnya singkat.

"Avis?"

"Eh, Travis maksudnya. Eum, masa enggak kenal si? Aku kan terkenal dimana mana" ucapnya dengan bangga diri.

Lelaki itu terkekeh. "Tau kok, cuman basa basi aja" jawabnya dan langsung tertawa renyah membuat Travis mendengus sebal.

"Nyebelin banget si, kayak mereka dulu—eh? Nyebelin? Kayak mereka? Kenapa aku mikir gitu?"

Travis menggeleng ribut saat menyebutkan nama tersebut. Kenapa pikirannya jadi melenceng kemana mana?

"Kenapa? Saya ganteng?" Tanya orang tersebut.

"Dih, najis om. Gantengan juga avis" ucap Travis dengan bangga diri.

"Eh tapi nama om siapa ya?" Tanya Travis.

"Theo. Nama saya Theo, terserah mau panggil apa. Tapi kalo bisa, kakak aja jangan om soalnya saya masih muda belum nikah juga" jelasnya.

Travis mengangguk paham. "Oh, enggak nanya si, om—eh kak maksudnya."

Lelaki itu kembali tertawa. "Saya pergi dulu. Lain kali, kita jalan jalan bersama. Sampai jumpa!"

Travis mengernyit. Entah kenapa, rasanya seperti seakan Travis dekat dengan orang itu. Ah masa bodo, gara gara om gak jelas itu game puzzle Travis jadi nganggur dan poin nya jadi berkurang. Jadi pengen ngumpat deh.

"Dor!"

"AAA! BABI!"

Pletak.

"Congormu lho itu dek, di jaga hush!" Omel Justin.

LOST MEMORIES [SELESAI✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora