Bab 1

900 83 64
                                    

Hari yang cukup indah dan cuaca yang sangat menyegarkan. Hari ini awannya agak gelap, itu tandanya akan turun hujan bisa di bilang, mendung. Angin berhembus cukup kencang membuat rambut Justin bergoyang kesana kemari, bahkan sudah acak acakan.

Meski begitu, Justin tetap tampan. Saat ini, Justin berada di taman tepatnya di lokasi syuting Travis. Berhubung ia mendapat shif malam, jadi Justin memiliki niat untuk menemani adiknya bekerja.

Justin menatap lurus ke arah Travis yang tengah berakting. Dapat kita lihat lengkungan manis tercipta sangat jelas di bibir Justin. Sungguh, Justin sangat bangga dengan adiknya. Bagaimana tidak? Travis mendapat peran yang cukup nakal, bisa di bilang antagonis juga.

Dan..

Waw!

Akting Travis lebih dari kata Luar biasa. Bahkan sutradara beberapa kali memuji kemampuan aktingnya, hal itu membuat Travis hanya bisa tersenyum.

Setelah syuting selesai, Travis berjalan me dekati sang kakak yang duduk di kursi taman sembari memegang satu botol Tupperware. Justin memberikan botol itu dan di terima oleh Travis.

Travis duduk di samping Justin, meminum air yang di bawakan kakak nya itu.

"Hari ini, kakak ada shif malem kan ya?" Tanya Travis sambil pandangannya lurus ke depan.

Justin mengangguk. "Iya. Kenapa?" Tanya Balik Justin.

Travis terdiam. Sebenarnya, keduanya sekarang sudah beda. Sama sama sibuk, sama saka tidak punya waktu untuk sekedar healing berdua. Mau bagaimana lagi? Demi masa depan juga kan? Lagian mereka bekerja juga kan sama sama menghasilkan uang.

"Boleh enggak, pulang kakak kerja nanti. Beliin avis boneka Ruru itu?" Tanya Travis ragu ragu.

Hal itu membuat Justin menoleh, menatap lekat manik adiknya. Benarkah? Ini adiknya yang sudah besar masih meminta boneka?

Justin terkekeh. "Kamu mau apapun kakak beliin, asalkan satu. Kesehatan kamu harus di jaga dan jangan sampe sakit." Jelas Justin.

Travis tersenyum senang. "Makasih kak, avis sayang kakak." Travis memeluk erat Justin.

Banyak pasang mata yang memotret mereka saat berpelukan. Travis sering kali di tuduh sebagai gay oleh penggemarnya karena selalu berpelukan dengan Justin di depan umum.

Toh, emang salah adek nya meluk kakak nya? Lagi pula Travis juga normal kali. Bahkan dia aja lagi nyoba pdkt-an ke salah satu temen sedrama nya:).

••••

Cafe terkenal sangat enak terlihat tengah ramai. Beberapa kursi sudah penuh, dan yang kosong hanya sisa 1 atau dua itu juga kursi khusus keluarga. Di cafe itu juga, banyak artis yang lebih famous selalu makan disana. Jadi tidak heran kalau para pekerja disana tidak saling menjerit karena melihat artis. Bagi mereka, sudah biasa.

Disini Justin. Justin membawa adik nya untuk makan siang di cafe itu. Travis tentu senang karena akhirnya dirinya bisa makan di luar dengan kakaknya. Meskipun sering makan bersama, tapi Travis belum pernah makan bersama kakaknya di luar. Jadi sekarang, ya. Travis sungguh senang.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu ramah.

"Kursi berapa yang masih kosong?" Tanya Justin.

Pelayan itu terlihat melirik sekeliling cafe yang cukup luas. "Sepertinya ada, tuan. Hanya saja tersisa kursi khusus keluarga" ucap di pelayan.

"Yaudah gapapa, kak kita disana aja. Dari pada enggak jadi makan, avis nangis kalo iya si" seru Travis mendrama seolah wajah di buat sedih.

Justin terkekeh, ia mengusak lembut surai Travis. "Yasudah mba, saya pesan kursi nomor 32" putus Justin.

Pelayan tersebut terlihat menggesekkan sesuatu di alat yang ada di situ. "Baik, kursi sudah di atur. Tuan silahkan kesana, mari saya antar" ujar pelayan tersebut.

LOST MEMORIES [SELESAI✓]Where stories live. Discover now