23. (Kerusuhan)

2.4K 356 49
                                    

Bacanya pelan-pelan aja ya, santai😌

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃‍♀️

(⚠ Typo bertebaran!)





Seusai keluar dari ruang musik, Clarissa mengembungkan pipi kesal sampai rasanya jamarinya bergerak-gerak ingin mengacak rambut gadis itu.

Ditambah lagi sikap acuh Raziel menambah kadar kekesalannya, dirinya menghentak-hentakan kaki ke lantai sembari meremat angin.
"Ihhh!!! Kenapa gue jadi kesel sendiri sih! Mesra-mesraan aja terus di dalam! Jijik gue liatnya!"

Dengan refleks Clarissa menendang pintu itu hingga membuat bunyi kuat yang pasti di dengar kedua manusia yang masih berada di dalam, matanya membulat lalu melirik ke sana kemari sebelum melarikan diri.

Baru Clarissa sadari kalau sekarang adalah jam nya istirahat jadi tidak heran banyak murid-murid yang lalu lalang di Koridor sambil bercanda tawa, masih dengan mimik wajah masamnya Clarissa memanyunkan bibir pink menggoda itu dengan pandangan ke bawah menatap sepatunya.

"Razel sialan! Awas aja lo kalau berani---!" mengerjap sadar dirinya segera menutup bibir tak menyangka atas apa yang diucapkannya tadi. "K--kenapa gue kaya pasangan yang lagi cemburu buta ... Tapi, gue penasaran apa yang mereka lakuin sekarang di ruang musik."

Clarissa mendesah lantas memeluk dinding disampingnya dengan menempelkan pipinya ke sana, tingkah absurd nya tentu saja membuat banyak pasang mata melihat ke arahnya aneh namun tak sedikit juga Siswa yang terkekeh gemas melihatnya.

"Cosplay cicak lo?" celetuk Mona melipat tangan didepan dada dengan gelengan pelan, Clarissa melirik nya lalu kembali ke posisi semula dengan bibir menukik ke bawah. "Kenapa lo Ra? Asem banget tu muka, mau gue tambahin jeruk nipis gak?"

Clarissa mendelik Mona yang kini tertawa pelan.
"Udah ketularan si Reygan lo, gue lagi ngadem doang sebentar... Soalnya panas banget."

Tiba-tiba Mona tersenyum misterius.
"Mau lihat yang lebih hot gak?" dan tanpa menunggu jawaban Clarissa, Mona langsung menyeretnya sepanjang koridor.

"Mau kemana sih?" bingung Clarissa, keduanya menghentikan langkah tepat disamping lapangan futsal outdoor yang menampilkan banyak siswa tengah berlatih dengan bermandikan keringat.

"Ini baru hot! Yagak? Lumayan kan cuci mata, lihat. Yang itu tuh," tunjuk Mona tanpa malu, Clarissa melotot menurunkan jari gadis itu. "Badannya atletis banget Aaaa... Mau meninggal rasanya, bajunya yang basah itu jadi nyetakin perut kotak-kotak nya Ra! Inhaler! Inhaler Ra! Gakuat gue!"

Mengernyit menatap aneh Mona yang kelabakan sendiri sembari mengipasi wajah merahnya, Clarissa ikut menoleh dan benar saja, dirinya sempat terkagum-kagum melihat pahatan indah para pemeran pendukung yang namanya saja Clarissa tidak tau.

"Wah... Inimah gue jodoh sama figuran gak penting juga gapapa, rela banget gue sumpah," gumamnya memiringkan wajah saat salah satu dari mereka mulai menuangkan air ke belakang kepala. "Cakep banget eh---?"

Pandangannya menghitam, Clarissa meraba matanya yang ternyata ditutup oleh lengan kekar seseorang, dari bau badannya Clarissa sudah menebak ini siapa.
"Ziel--"

"Yes naughty girl?" gila, Clarissa menelan ludahnya dengan kasar saat bibir pria itu berbisik penuh penekanan juga deru nafas yang menyapu hangat telinganya. "Jangan terlalu lama menatap mereka... Mata nakal ini membuatku terbakar baby."

Menurunkan lengan Raziel, Clarissa memalingkan wajahnya hingga bertemu dengan wajah pria itu yang bertumpu di bahunya dengan alis naik sebelah juga tatapan dingin.

I'm Not AntagonisWhere stories live. Discover now