3 (Pulang)

4.5K 574 16
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃‍♀️

(⚠ Typo bertebaran!)











Glek...

Clarissa menelan ludahnya begitu melihat bangunan megah dengan ciri khas kerajaan eropa tengah berdiri menjulang di depannya saat ini, lengannya bergetar menunjuk bangunan megah itu.

"I-itu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"I-itu... Beneran... Rumah gue?" lirihnya menatap berkaca-kaca. "Mimpi apa gue balil-balik disuguhin rumah segede ini."

Dengan tangan bergetar Clarissa menekan tombol bell disisi gerbang, matanya melotot berbinar saat gerbang itu terbuka sempurna setelah sensor kamera mengindikasikan dirinya bukanlah ancaman.

"Gila! Canggih banget nih rumah, gak pernah nyangka gue kalo Si antagonis bisa setajir ini," langkah Clarissa perlahan memasuki pekarangan rumah ini, namun baru lima langkah tiba-tiba beberapa mobil hitam melaju ke arahnya. "A-apa apaan jir! Kenapa banyak mobil ngincer gue gini!"

Clarissa sudah ancang-ancang hendak mundur dan lari namun tanpa ia tau dua mobil berhasil mengepungnya bahkan mengelilingi tubuh kecil gadis itu, Clarissa menghalau sinar dari lampu mobil menggunakan lengannya.

Cahaya mulai padam dan beberapa pria berpakaian hitam tak lupa kacamatanya keluar dari keempat mobil tersebut, Clarissa takut sekali melihat penampilan mereka yang seperti ingin membunuhnya.

"Clarissa," suara berat dan lirih itu mengambil alih atensi Clarissa, ia melirik pria tampan dengan tuxedo hitam melekat di tubuh kekarnya tengah bersedekap dada melangkah ke arah gadis itu. "Jam berapa sekarang?"

Pria itu mengecek jam rolex dari lengannya.
"Jam sepuluh lebih dan kau--"

Duk!

"Pliss maafin gue, gue salah alamat datang kesini. G-gue bukan maling ko suer! Gue mohon jangan bunuh gue, gue masih mau hidup..."

Mereka tersentak kaget saat gadis itu bersimpuh didepan Tuannya dengan mata memerah dan melekatkan kedua telapak tangan memohon.

"Apa yang kau lakukan?! Berdiri!" gadis itu malah semakin merunduk takut, aura yang dikeluarkan pria asing ini benar-benar menakutkan. "CLARISSA! CLARISSA RACHELIA STEFANO BERDIRI DAN ANGKAT KEPALAMU!!!"

Para bawahannya menelan ludah takut melihat kobaran api kemarahan dari Tuan Muda keluarga Stefano ini.

Clarissa berdiri perlahan dan menatap wajah pria itu takut-takut, ia menggigit bibir bawahnya menahan getaran.

What! Kenapa gue nangis anjirr! batinnya melotot merasakan sesuatu mengalir dikedua pipi tembamnya, gadis itu segera mengusapnya kasar dengan punggung tangan.

Ia tak memperhatikan pria di depannya yang sudah mengeraskan rahang melihat cairan bening itu menghiasi wajah sang adik, pria itu tak lain adalah Gama Berwyn Stefano. Kaka kandung dari Clarissa.

I'm Not AntagonisOù les histoires vivent. Découvrez maintenant