7 (Pria tanpa nama)

4.2K 577 29
                                    

𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 🏃‍♀️

(⚠ Typo bertebaran!)




Dengan tubuh shirtless nya yang terpampang jelas Leo melangkah menuju lemari kamar mandi di kamar pria itu, kamarnya juga bahkan terlihat mewah sebab Tuan Stefano tidak main-main saat dia menyuruhnya untuk menjadi pengawal pribadi sang putri.

Entah sebab apa Stefano bisa mempercayainya, padahal Leo hanya menolong pria itu dari kejaran beberapa preman gang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah sebab apa Stefano bisa mempercayainya, padahal Leo hanya menolong pria itu dari kejaran beberapa preman gang.

Ia berdiri didepan cermin Walk in closed nya dengan tangan meraih krim dan pencukur dari dalam laci, entah kenapa saat seperti ini pikirannya melayang pada kejadian siang tadi.

Flashback.

"Wuihhh Cookies nya udah matang!" seru Clarissa dengan senyuman mengembang.

"Biar saya saja Nona," pria itu menahan Clarissa yang hendak mengangkat cookies itu dari dalam oven panas. "Terlalu berbahaya bermain dengan api."

Clarissa berdecak kesal namun tak urung ia mengangguk karena pasti Leo seperti ini karena perintah Abangnya, dasar memang.
"Tapi ini bukan main, ini lagi masak om!"

Memilih abai, Leo menyimpan loyang berisi cookies dengan berbagai rasa itu diatas pantry dengan hati-hati.
"Sebaiknya tunggu dulu dingin baru bisa dimakan, ini masih panas."

Clarissa mengangguk sesekali ia meniupi kue lembut dengan taburan coklat di atasnya itu.
"Om kenal Bang Gama udah lama?"

Leo mengalihkan tatapannya langsung pada cookies dibawah saat Clarissa memergokinya tengah menatap garis itu sejak tadi.
"Saya sudah katakan jika saya hanya pengawal baru anda Nona, dan saya baru kenal Tuan Muda Gama baru beberapa hari."

"Terus ko bisa kepilih kerja disini kalau gak ada kenalan, bahkan biasanya orang lain pake orang dalem buat masuk kerja loh Om," Clarissa berbisik memulai gosipnya, Leo tersenyum tipis melihat tingkah Nona nya ini.

"Saya kenal Daddy Nona, Tuan Stefano. Saat dalam perjalanan pulang saya tidak sengaja melihat Daddy Nona tengah dikepung beberapa preman yang membawa senjata tajam, jumlahnya sekitar 4 orang. Saya membantu melawan mereka hingga mereka kalah dan para bodyguard tuan Stefano datang. Dari sana Daddy Nona menawarkan pekrjaan pada saya," jelas Leo panjang seakan ingin membuat Clarissa kagum.

Gadis itu membulatkan mata dan bibirnya kagum.
"Gila keren banget 4 lawan 1 bandingnya lumayan gede tapi Om bisa kalahin mereka semua?! Amazing!"

Leo terkekeh apalagi saat Clarissa bertepuk tangan bangga, ia jadi semakin ingin memperlihatkan kehebatannya yang lain pada gadis itu.

"Eh! Udah dingin nih," Clarissa meraih satu cookies berwarna pink lalu menyantapnya pelan, binaran bintang bertebaran di mata gadis itu. "Wah! Inimah bener-bener enak banget Om! Manisnya cukup apalagi kalau makannya pake susu, nih cobain."

I'm Not AntagonisWhere stories live. Discover now