05. Wali kelas baru ternyata?

Start from the beginning
                                    

"Maksudnya?"

"Gue yang nikah sama pengantengan cowoknya lol."

"APA LO NI—?" triak Meta langsung kena bekap Albiu, mulut meta ashu emang.

"Pelan-pelan sat!"

"Jadi lo udah nikah?" bisik Meta tidak percaya, "dengan seorang pria?"

"Iya, bukan nikah beneran kok dan gue juga nyamar jadi cewe."

"Anjing nyamar pula, lo mau?"

"Uangnya gede anjrot, guekan ga usah banting tulang kalau kek gini."

"Tapi serius gue masih ga paham," jelas Meta membuat Albiu berdecak kesal.

"Ah udahlah gue mau bolos, nanti aja jelasinya oke," kata Albiu yang langsung menenteng tas gendongnya untuk ia bawah, "bye Met, gue mau ngilangin stres."

Setelah itu Albiu pergi dari kelas dengan santai.

Albiu menatap tembok yang lumayan tinggi itu, ia langsung melepas sepatunya supaya tidak licin pas dia manjat nanti.

Menegok kekanan dan kekiri, melihat situasi yang tepat.

"Oke sia—"

"Albiu Maheswara!" panggil seseorang yang bisa ia tebak itu siapa, yup itu adalah Bapak Jobboy, seorang Satpam.

"Eh Pak Jo, kenapa bapak kesini?" tanya Albiu cengegesan, "mau bantu saya naik keatas Pak?"

Pak Jobboy langsung menjewer telinga murid yang ada didepanya.

"Kamu ini yah udah berapa kali kepergok, ga capek apa naik-naik pagar yang tinggi itu?"

"Sebenernya capek pak, makanya lain kali dikasih tangga pak biar saya ga susah payah naik," jawab Albiu membuat sang Satpam kembali menjewer telinganya itu, "aw pak jo!"

"Udah kamu ikut saya," kata Pak Jo menarik tangan Albiu, membuat Albiu hanya bisa pasrah.

Walaupun Albiu ditakuti disekolah. Namun, para guru tentu tidak takut denganya dan pastinya Pak Jo itu adalah guru kesayangan Albiu.

Sesampainya diruangan kantor, Albiu dibawah kewali kelasnya.

"Ada apa Pak?" tanya salah satu guru yang bisa dilihat siapa itu, yah itu adalah Pak Neo. Guru olahraga.

"Ini dia kepergok naik pagar tadi," jelas Pak Jo membuat Pak Neo nganggul-ngangguk doang, lagian dah biasa ia melihat Albiu keluar masuk kantor.

Jika Albiu bukanlah dari anak pemilik sekolah, pasti dia sudah dikeluarkan sejak beberapa tahun lalu.

"Yaudah Pak, bapak sudah boleh pergi Biar Pak Mileo yang urus," jelas Neo membuat Albiu seketika terkejut.

"Mileo?" batin Albiu sedikit gelisah,"jangan bilang."

"Albiu!" kata seseorang dari belakang punggungnya, membuat Albiu menegok kearah orang itu, "kamu tau kenapa kamu dibawah kesini?"

Deg, Albiu langsung menundukan kepalanya dengan rasa gelisah. Ternyata dugaan dia benar. Sang wali kelas itu adalah Pak Mileo Mahendra. Adek iparnya sendiri.

"Tau pak," kata Albiu lembut membuat yang mendengar dan melihatnya ikutan terkejut. Seperti mereka berfikir, sejak kapan bocah itu berani nunduk kaya gitu?

"Yasudah, kamu saya hukum untuk membersihkan wc dan saya harap kamu tidak melakukan itu lagi karena itu tidak baik kamu ngerti?"

"Ngerti pak, yasudah pak saya mau menjalankan hukuman," setelah itu Albiu langsung pergi dari kantor dengan helaan nafas lega karena Pak Mileo tadi tidak mengenalinya atau mungkin karena Albiu menunduk terus jadi Mile ga liat jelas wajahnya.

"Wah luar biasa Pak Mileo," kata Pak Neo tepuk tangan menghampiri Mileo dengan bangga.

"Kenapa?"

"Anda membuatnya ketakutan," kata Neo membuat Mileo mengerutkan keningnya, "anda tau, kenapa kelas 12A selalu mengganti wali kelas?"

"Kenapa?"

"Ya karena siswa tadi!" jelas Neo kepada Mileo,"siswa tadi sangat susah ditangani tau Pak."

"Saya pikir dia tidak seburuk itu, buktinya tadi dia menurut tanpa membantah kepada saya."

"Ya itu cuma kebapak, tapi beda lagi sama wali kelas yang lain pak, dia bakal ngangkat kepala dengan mata mengejek nya."

"Loh begitu ya, saya baru tau. Mungkin karena saya guru baru."

Padahal jika Mileo guru baru maka jauh lebih aneh jika Albiu tidak melakukan apapun. Karena, biasanya anak itu akan mengusili setiap wali kelas barunya.

Ntah itu menuangkan air keatas kepala pas masuk kelas atau bikin celana robek. Tapi membuat guru Neo heran itu. Kenapa, Pak Milo tidak mendapatkanya dan malah Pak Mileolah yang bikin anak itu nunduk.

"Sialan kenapa wali kelasnya harus dia?" monolog Albiu yang sedang memegang sapunya.

"Gue harus bilang keayah pokoknya, Pak Mileo itu tidak boleh bekerja disini," kata Albiu lagi. Namun, ia kembali menghela nafas, "ck, ga bisa kayanya, sampai gue kayangpun pasti ayah ga akan dengerin kemauan gue."

Drttt—Drttt—Drttt. Albiu langsung merogo saku celananya, mengambil handphonya yang baru saja terus bergetar.

"Apa?" kata Albiu berbicara dengan seseorang yang telah menelfonya

["Saya lupa memberitahu kamu."]

"Ini siapa sih?" tanya Albiu heran. Karena, nomornya jelas tidak terdaftar diponselnya itu.

["Suami kamu."]

"Suami, sejak kapan gue punya suami," batin Albiu sedikit bingung, namun setelah beberapa detik ia baru ingat jika dia telah menjadi istri kemarin, "Pak Vegas?"

["Iya."]

"Yaudah cepetan ngomong!"

["Hati-hati, adek saya bekerja disitu."]

"Dah tau, gue dah ketemu sama dia bangsat. Lo telat tai ngasih taunya BABI."

["Mulut kamu memang selalu kasar kalau bicara?"]

"Iya, kenapa protes lagi lo sama omongan gue yang selembut sutra?"

["Kalau kamu ngomong kaya gitu dihadapanya saya."]

["Sudah saya cium sampe habis bibir kamu."]

.

.

.

.

.

"APA SIH BAZHINGAN"

Tut Tut Tut, Albiu langsung mengakhiri telfonya.

"Gila tuh cowok, efek perjaka tua ya gitu," lirih Albiu geli

Bersambung...

Kalau ini versi omega alpha pasti seru ya, sih albiu punya anak nanti. cuma gue masih kurang paham sama konsep itu. Padahal gue udah banyak baca manhwa ver omega alpha tapi tetep ga paham.

Ada yang bisa jelasin ga sih, nanti gue pengen buat ver omega alpha kalau buat cerita baru.

Sorry ya kalau disini kesan Biu sangat kasar dan bar-bar.

My Husband Is Police [Segera Terbit]Where stories live. Discover now